Sebuah fakta yang sangat mencengangkan saat kami mencoba menghitung kerugian yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Ternyata, kerugian merokok bukan hanya terkait masalah kesehatan, akan tetapi mencakup ekonomi,politik, agama dan seterusnya.
Ceritanya bermula saat mengisi program Skill training “Leadership Management” di salah satu dealer otomotif di Jakarta yang diikuti sekitar 30 peserta beberapa waktu lalu.
Setelah acara pembukaan selesai dan acara training dimulai, tiba-tiba kami dikagetkan dengan suasana ruang yang full AC itu berubah menjadi panas dan sumpek.
Penyebabnya tak lain adalah asap rokok yang menyembur dari mulut para peserta. Kami coba perhatikan setiap wajah peserta. Ternyata tak kurangdari 70% peserta asyik merokok, tanpa merasa bersalah sedikitpun. Coba bayangkan berapa jumlah asap rokok yang diproduksi saat itu di dalam ruang tertutup full AC itu.
Setelah menyampaikan pengantar training yang akan memakan waktu tiga hari tersebut, sejenak kami berhenti danberfikir bagaimana cara menyetop mereka yang sedang menikmati nikotinyang sangat berbahaya itu.
Bahayanya bukan hanya bagi kesehatan para pelakunya, akan tetapi, bagi para perokok pasif (yang tidak ikutmerokok dan mencium asap rokok yang keluar dari rongga para perokok) akan lebih berbahaya lagi. Begitulah hasil penelitian para ahli kesehatan masa kini.
Awalnya kami merasa agak sulit menyetop mereka merokok, khususnya dalam ruang acara training, karena team training kami lupa mencantumpkan tidak boleh merokok dalam tatib acara selama training berlangsung.
Setelah merenung sejenak, timbul ide untuk mencari tips efektif untuk menyetop mereka merokok. Akhirnya terpikir untuk mengangkat dan memaparkan fakta negatif para perokok yang mungkin saja mereka belum mengetahui dan menyadarinya.
Kami teringat pada email seorang sahabat terkait dengan fakta negatif bagi para perokok. Fakta tersebut bukan terkait dengan masalah kesehatan, akan tetapi terkait dengan ekses negetaif ekonomi dan politik yang ditimbulkan oleh perilaku buruk merekok. Karena mereka mayoritasnya para pegiat politik, kami yakin mereka akan antusias mendengarkan apa yang akan kami sampaikan.
Sebelum menyampaikan fakta-fakta tersebut kami memulainya dengan ungkapan,
“Para hadirin sekalian . Sebelum kita mulai acara training ini, ada masalah politik besar yang terjadi dalam ruangan ini yang akan menghambat acara ini, dan kemungkinan besar bisa gagal.”
Mendengar ungkapan itu, mereka terlihat mulai serius dan menujukan pandangannya pada kami. Lalu, kami lanjutkan, “Masalah tersebut adalah ROKOK”.
Peserta pun terdiam. Lalu kami lanjutkan lagi,
“Kalau masalah ini tidak bisa kita selesaikan, kami usulkan salah satu dari dua pilihan, kendati keduanya pahit; yaitu para peserta training yang ingin merokok silahkan di luar ruang ini. Atau, kalau para peserta tetap ingin merokok dalam ruang ini, kami akan keluar dari ruang ini, nanti setelah tidak ada lagi yang merokok baru kami masuk lagi ke ruang ini. Kalau ada yang merokok, kami akan keluar lagi, kendati yang merokok hanya satu orang."
" Namun,sebelum pilhan itu kita ambil, berikan kami waktu sejenak untuk menyampaikan beberapa fakta berikut terkait dengan bapak-bapak yang suka merokok.
Adapun fakta-fakta yang dimaksudkan ialah :
Total penduduk dunia 6.5 Milyar.Total Muslim dunia 1.3 Milyar.Total perokok di dunia 1.15 Milyar.
Total Muslim yang merokok tidak kurang dari : 400 juta orang dan 140 juta orang adalah kaum Muslimin di Indonesia.
Produser rokok terbesar di dunia adalah Phillip Morris yang juga merupakan perusahaan orang Yahudi.
Donasi Phillip Morris kepada Israel adalah 12% dari profit yang mereka raih.
Kalau kaum Muslimin yang merokok menghabiskan satu bungkus/hari, berarti mereka membakar 400 juta bungkus rokok/hari.
Kalau harga rokok rata-rata $ 1.00/bungkus, berarti konsumsi mereka untuk rokok $ 400 juta/hari.
Kalau 50% kaum Muslimin yang merokok membeli produk Philip Morris, berarti mereka menghisap 200 juta bungkus rokok produk Philip Morris/hari.
Total dana kaum Muslim yang masuk ke Morris sekitar $200 juta/hari.
Rata- rata keuntungan rokok produk Philip Morris : 10% /bungkus.
Berarti profit Philip Morris dari belanja rokok kaum Muslimin $ 20 juta/hari.
Dengan demikian, kamu Muslim yang merokok menyumbang ke Israel $ 2.4 juta/hari dan $ 28.8 juta/tahun atau $ 288 juta/10 tahun
Ini fakta terkait dengan sumbangan para hadirin dan kaum Muslilimin lain di dunia kepada negera Yahudi.
Bayangkan, mereka membakar uang sebanyak $ 400 juta/hari, sambil merusak diri sendiri (kesehatan sendiri) serta menyumbang pula ke Israel.
Padahal menurut para Mujahidin Palestina, untuk memerdekakan Palestina dan Masjid Aqsha dari penjajahan bangsa Yahudi diperlukan dana $ 500 juta/tahun.
Sedangkan Anda habiskan untuk belanja rokok saja $ 400 juta/hari, atau sekitar $4.8 Milyar / tahun?
Apakah ini perbuatan yang bisa diterima akal sehat?
Apakah perbuatan ini tidak akan memancing murka Allah?
Dana yang Anda habiskan untuk merokok akan lebih baik digunakan kepada hal-hal yang bermanfaat lainnya; di antaranya tabungan untuk menunaikan ibadah haji misalnya.
Jika Anda menabung setiap hari senilai satu bungkus rokok, atau sekitar Rp 10,000 maka uang Anda akan terkumpul sebanyak Rp 300.000/bulan, atau sekitar Rp 3.6 juta pertahun.Dalam sepuluh tahun Anda akan mampu menunaikan ibadah Haji yang biayanya tahun ini hanya sekitar Rp 35 juta.
Kalau Anda merokok selama 30 tahun, berarti Anda mampu berangkat haji dan dengan dua orang anggota keluarga yang lain.
Lalu Anda katakan,saya belum bisa menunaikan ibadah haji karena Allah belum memberi Anda rezeki yang cukup.
Faktanya adalah, Anda dengan sengaja membakar setiap hari sebagian rezki yang Allah berikan itu dan digunakan untuk merusak diri sendiri, orang-orang lain di sekitar Anda. Dan lebih miris lagi,secara tidak sadar Anda menyumbang kepada Israel yang sedang mencaplok tempat suci Anda sendiri dan setiap hari membunuh saudara-saudara Anda di Palestina?
Believe it or Not?
Anda percaya atau tidak?
Mereka serempak menjawab, “Percaya!”
Setelah mendengarkan fakta-fakta tersebut, Alhamdulillah, para peserta sepakat untuk tidak merokok di dalam ruang training dan bahkan sebagian besarnya berjanji untuk meninggalkan rokok secara bertahap.
Akhirnya training dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan asap rokok para peserta sampai training selesai.
Pada acara penutupan training, tiba-tiba kami dikagetkan dengan lima orang peserta sebagai utusan para peserta training yang maju kedepan untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikitu acara training.
Yang menarik adalah, mereka bukan menyampaikan kritik, saran atau kesan. Melainkan membacakan sumpah dan komitmen untuk berhenti merokok selama-lamanya.
Inilah hasil spiritual training yang nyata, kata mereka. Mereka mengaku, selama ini merokok karena belum mengetahui begitu besar mudarat yang ditimbulkan kebiasaan merokok, sambil mengatakan,
“Sekarang saatnya kita bangun spiritual kita bebas dari rokok dan berhenti merokok adalah pintu masuk dunia spiritual yang lebih dalam dan lebih kongkrit”, ungkap mereka.
Selamat berhenti merokok bapak-bapak.
Semoga senantiasa mendapat ridha-Nya. Amin
Djodi Ismanto