Thursday, December 24, 2009
Tiram atau Rajawali
Posted by DJODI ISMANTO at 24.12.09 1 comments
Category Inspiration
Wednesday, December 23, 2009
Hari Akhir
Kita tidak bebas dari keharusan bertanggung jawab mengenai waktu. Itu sebabnya kalau kita serius kita katakan “Demi Tuhan”, kalau Tuhan serius, Tuhan katakan “Demi masa”. Dan kalau dihitung setiap orang menggunakan waktunya merugi. Berikut resume lengkap yang bisa kami catat:Tidak ada satu orang pun diantara kita yang tidak ingin melihat masa depan yang cemerlang.
Pertanyaannya, apakah kita ingin melihat masa depan yang kita bangun dengan baik dan rajin, atau masa depan yang apa adanya,pribadi yang malas, suka menunda, meragukan kemampuannya untuk berhasil?.
Berarti ada beberapa masa depan. Kalau anda ingin melihat masa depan, pastikan masa depan itu yang anda bentuk. Karena anda berpikiran baik, bersikap baik, dan berprilaku baik.
Mengenai hari kiamat, hari kiamat tidak ada yang tahu. Jadi tidak salah jika anda meyakini tahun 2012 kiamat, asal anda juga meyakini 2011 bisa kiamat, 2010 bisa kiamat, atau bahkan besok bisa kiamat. Tetapi kalau anda hanya meyakini tahun ini saja, anda membatalkan keberserahan diri kepada Tuhan.
Perhatikanlah semua yang kita lakukan kemarin, sudah diperhitungkan sebagai kualitas diri kita hari ini. Jadi yang disebut hari perhitungan ini, sudah terjadi, bukanlah nanti. Orang yang kaya, karena dia bekerja gigih dan menguntungkan orang lain, dalam proses itu dia diuntungkan sehingga dia kaya.
Orang yang pandai, dia bekerja dengan tekun untuk memandaikan orang lain, dan dalam proses itu dia jadi pandai.
Juga orang yang sakit karena mempunyai kebiasaan buruk, minum alkohol, merokok, berjudi, merendahkan orang lain, mempercayai yang selain Tuhan; kualitas hidupnya tidak mungkin baik, karena hari perhitungan itu sudah terjadi.
Janganlah kita merasa bebas melakukan apapun karena merasa hari perhitungan itu nanti. Ingat kualitas hidup kita hari ini, adalah indikasi bahwa yang kita lakukan di masa lalu sudah diperhitungkan.
Formula nasib buruk => kualitas apapun + kebiasaan buruk = Nasib buruk.
Tidak ada pendidikan modal dari orang tua yang kaya, dukungan dari penguasa yang hebat, yang bisa membantu orang yang kebiasaannya buruk.
Berarti kalau begitu Formula nasib baik => kualitas apapun + kebiasaan baik = nasib baik.
Jadi kesemua ini adalah kuncinya ada pada kebiasaan. Untuk itu jadikanlah diri kita yang selalu membiasakan diri berpikir, bersikap dan melakukan yang baik.Yang namanya masalah bukan hanya menimpa pada orang yang kekurangan saja. Banyak cerita orang yang kaya raya, yang tidak pernah selesai dari masalah.
Metodanya, orang yang hidupnya genting, itu biasanya mengabaikan hal-hal yang penting. Orangyang hidupnya menghormati yang penting, hidupnya akan lebih berkualitas.Orang yang mencari kebahagiaan, kebahagian itu ada di luar dirinya.
Orang yang mensyukuri hidupnya, kebahagian itu ada dalam dirinya.Tidak masalah apapun masalah anda, asalkan anda ikhlas meniru kebaikan yang dilakukan orang.Orang yang berlaku baik, apapun masalahnya sekarang, akan masuk ke dalam nasib yang lebih baik.Kalau tidak nanti pasti segera, kita akan ditanya mengenai penggunaan dari usia kita.
Contoh sederhana: “Sudah besar kok, belum bisa makan sendiri?”, “Kamu kok belum bisa bereskan kamar?”, “Kapan kamu menikah?” dan sebagainya.
Kita tidak bebas dari keharusan bertanggung jawab mengenai waktu. Itu sebabnya kalau kita serius kita katakan “Demi Tuhan”, kalau Tuhan serius, Tuhan katakan “Demi masa”. Dan kalau dihitung setiap orang menggunakan waktunya merugi.
Untuk memaksimalkan waktu yang kita miliki dari hal yang sia-sia, cobalah anda batasi waktu marah anda, jangan sampai waktu anda habis digunakan untuk marah.Coba juga batasi waktu mengeluh anda, karena orang yang mengeluh menggunakan waktu untuk bekerjanya untuk tidak mensyukuri pekerjaan, untuk tidak mensyukuri usia dan nikmat yang diberikan.
Jadi untuk setiap menit anda mengeluh ada 60 detik waktu bekerja yang diambil.Jadi berhati-hatilah karena anda akan selalu diminta pertanggung jawaban mengenai usia kita.Anda tidak boleh bekerja atau berkarir yang menunggu hanya disenangi orang, bekerjalah pada bidang pekerjaan yang dibutuhkan orang. Akan jauh lebih baik jika anda berprofesi pada bidang yang dibutuhkan orang, lalu kemudian disenangi.
Cara Tuhan memuliakan kita terkadang dengan dimasukan dalam keadaan kurang, keadaan lemah, supaya kita melihat itu tidak enak. Tetapi sebagian kita bukan mengupayakan pengembangan diri, melainkan menikmati kelemahan tadi, mengeluh dan menyalahkan Tuhan.
Setiap masalah adalah perintah untuk memperbaiki diri. Apabila kita masuk dalam suatu kesulitan, marahlah sebentar,sedihlah sebentar, tetapi setelah itu katakan kepada Tuhan “Terimakasih Tuhan-ku, Engkau membuat pedih ini, supaya tahu ada keadaan yang lebih baik” “Engkau memasukkan-ku dalam kelemahan ini, karena aku belum menguatkan diriku”.
Jadi sebenarnya orang yang sedang diberikan masalah, dia sedang sangat dekat dengan Tuhan.Tidak ada orang yang mengatakan dirinya beriman yang tidak diuji.
Ketika seorang pejabat mengatakan “saya bersumpah” didepan orang banyak; yang akan terjadi adalah ujian dari sumpah itu.Ketika seseorang mempunyai visi besar, dia akan diuji dengan rasa malas, dengan rasa ragu-ragu, dikasih orang berkomentar tidak baik. Supaya dia mengenali, dia itu terbuat dari apa?.
Kalau anda menyiapkan diri jadi pedang, jangan jadikan diri anda tembaga, jadikanlah diri anda baja yang kuat. Jika anda menyiapkan diri sebagai pedang dalam kehidupan ini, berdirilah didepan Tuhan “Tuhan aku terbuat dari bahan yang mulia, gunakanlah aku”.
Seandainya kehidupan kita dijamin Tuhan tidak akan pernah gagal. Kebanyakan dari kita akan bersantai dan berleha-leha. Inilah yang membuat Tuhan membatalkan jaminan-Nya.Intinya ketika Tuhan menjamin anda, anda tidak akan pernah gagal, anda tidak tahu apa yang akan anda kerjakan.
Seharusnya kita meminta yang sebesar-besarnya, kalau tahu dijamin Tuhan tidak akan pernah gagal.
Kenapa tidak anda katakan “Saya akan menjadi pemurni air seluruh Indonesia” kenapa kita tidak minta itu?.
Berarti banyak sekali orang yang hidupnya itu tidak dibesarkan, karena tidak ada jaminan untuk berhasil. Kalau kita tahu Tuhan Maha Penyayang, dan mempunyai kepentingan bagi kebaikan alam, ambilah tugas memperbaiki alam, lalu perhatikan apa yang terjadi.Berdo’a yang baik itu adalah berdo’a sesuai aturan dan tuntunan dalam agama. Kemudian berdo;a itu dibesarkan pengertiannya sebagai keseluruhan kehidupan.
Jadi, jadikanlah pekerjaan sebagai do’a, hubungan baik dengan orang lain sebagai do’a, tatapan mata kepada orang lain sebagai do’a.Kalau ada orang lain bersikap kasar kepada orang, cobalah lakukan do’a ini, “Tuhan teteskan sedikit kasih sayang dihati orang itu, supaya dia lebih ramah dan penyayang kepada orang itu”.
Maka anda akan melihat keajaiban itu.Jadi berdo’a itu tidak putus dan tidak hanya waktu dituntun. Banyak orang menganggap berdo’a itu hanya waktu ada yang menuntunnya, ini hanya ritual saja.Do’a yang paling baik adalah do’a yang dijaikan kehidupan kita. Sehingga kehidupan kita menajdi alasan bagi Tuhan untuk memuliakan kita.
Do’a yang kurang baik tidak mungkin menjadi sebuah do’a, karena do’a itu selalu yang membaikkan diri kita atau orang lain.Kata-kata baik kita kepada orang lain akan kembali menjadi kebaikan bagi kita. Sebaliknya kata-kata buruk kita kepada orang lain akan menjadi keburukan bagi kita.Seburuk-buruknya pendapat kita kepada orang lain, jangan katakan yang buruk, karena itu akan kembali kepada kita. Orang buruk itu sudah buruk, tidak boleh anda menggunakan orang buruk, untuk memburuk-kan diri kita. Tidak ada orang jelek yang memberikan ijin kepada anda untuk menjelek-kan diri.
Masa depan itu tidak pernah satu skenarionya, masa depan itu menjadi indah apabila setiap orang diantara kita mengindahkan dirinya.Jadi, apapun perhitungan masa depan, yakinilah bahwa yang baik dihitung baik.
Berpihaklah pada yang membaikkan orang lain, karena yang membaik-kan orang lain itu yang membaik-kan kita.
Jadikan semua keberadaan anda dalam kehidupan ini, sesuatu yang baik, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Source : Mario Teguh
Posted by DJODI ISMANTO at 23.12.09 0 comments
Category Inspiration
Perbedaan Pandangan karena Perbedaan Pengalaman
Posted by DJODI ISMANTO at 23.12.09 0 comments
Category Inspiration
Monday, December 21, 2009
Kiamat 2012
Akhirnya ketiga pemimpin ini pulang ke negara masing-masing sambil putar otak bagaimana caranya menyampaikan kabar ini kepada rakyatnya agar tidak panik.
Di depan Kongres Amerika dan disiarkan langsung di TV CNN , Presiden Obama berpidato,
“Ladies and gentlemen, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Tuhan itu benar-benar ada, seperti yang kita yakini. Kabar buruk: Tuhan akan memusnahkan dunia ini dalam tiga hari.”
Hasilnya, terjadi kerusuhan dan penjarahan di mana-mana.
Di Cina, Presiden Cina Hu Jianto , berpidato didepan Kongres:
“Kamerad, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Ternyata Marx, Stalin, Ketua Mao, dan para pendahulu kita salah. Tuhan itu benar-benar ada. Kabar buruk: Tiga hari lagi Tuhan akan mengkiamatkan dunia ini.”
Hasilnya lumayan, orang-orang Cina lari menangis ketakutan dan membanjiri tempat ibadah untuk bertobat.
Di Indonesia, di depan sidang paripurna DPR yang dipimpin oleh ketua komisi III dan disiarkan langsung oleh TV One, MetroTV, dll. Presiden berpidato:
“Saudara sebangsa dan setanah air, saya membawa dua kabar baik. Kabar baik pertama: Sila pertama Pancasila kita sudah benar, bahwa Tuhan itu benar-benar ada.Kabar baik kedua: Dalam tiga hari ini semua masalah Bank Century, KPK, Polri, Buaya, Cicak, Macetnya Jakarta , PLN mati lampu , Ujian Nasional, Masalah Hukum Prita , IFES, energi, kesulitan pangan, penderitaan, kemiskinan, terorisme, korupsi, banjir dan segala macam kriminalisasi di Indonesia akan segera berakhir.”(Kiamat)
Hasilnya sukses besar. Seluruh rakyat dan mahasiswa larut dalam pesta dangdut dan tumpengan di mana-mana.
Posted by DJODI ISMANTO at 21.12.09 1 comments
Category Article
Tuesday, December 15, 2009
Keputusan Yang Baik
Pada saat itu terjadi kekacauan politik dan kehancuran ekonomi yang menyebabkan Cina mengalami perpecahan.
Suatu ketika seorang bangsawan yang kuat bernama Gao Hwan ingin menguji ketrampilan manajemen putranya, maka ia memberikan pada masing-masing putranya beberapa untai tali sutra yang kusut dan terikat, lalu dia meminta mereka untuk meluruskan tali-tali itu.
Semua putranya dengan berhati-hati mencoba untuk meluruskan benang-benang kusut itu, kecuali seorang putra bernama Gao Yan. Setelah memperhatikan saudara-saudaranya gagal dalam menarik simpul-simpul tali itu, ia mengambil pedangnya dan memotong-motong gulungan-gulungan tali menjadi potongan kecil.Saudara-saudaranya kaget dan keheranan, dan ayahnya bertanya perihal sikapnya yang aneh ini.
"Sederhana saja," putra yang berani itu menjawab.
"Manakah yang lebih penting, waktu saya atau meluruskan kekacauan ini? Apa imbalannya untuk waktu yang hilang dan kekacauan yang berhasil diluruskan? Apapun yang terlalu rumit untuk dipecahkan dalam jangka waktu yang masuk akal adalah pekerjaan yang sia-sia belaka dan tidak perlu saya perhatikan. Dengan memotong-motong dan membuangnya, dengan sedikit kerugian, saya rasa adalah metode yang paling efektif dalam menangani masalah semacam ini."
Sang bangsawan sangat puas dengan tindakan putranya. Setelah beberapa tahun, putra ini menurunkan sang kaisar dari tahtanya dan menobatkan dirinya sendiri.
Dear friends ,
Orang sering memusatkan perhatian untuk pemecahan suatu masalah dan melupakan biaya dari prosedurnya. Sebagai akibatnya, mereka sering membuang waktu mereka yang berharga untuk mengurus hal-hal sepele hanya untuk keuntungan kecil.
Waktu, salah satu komoditi yang paling berharga namun juga yang paling diabaikan, harus selalu diperhitungkan saat menangani sebuah dilema. Siapapun yang menghargainya akan memperoleh yang terbaik dari kehidupan.
Di sadur dari buku Wisdom's Way Karya Walton C. Lee
Posted by DJODI ISMANTO at 15.12.09 0 comments
Category Inspiration
Wednesday, December 9, 2009
Stop Smoking , Believe it or Not ?
Posted by DJODI ISMANTO at 9.12.09 1 comments
Category Inspiration
Aku VS Diriku
Bergerak merupakan rumus utama menuju impian besar kita. Sehebat apapun rencana kalau tidak kita mulai dengan bertindak maka rencana tersebut hanyalah sebuah coretan yang tidak berharga.
Posted by DJODI ISMANTO at 9.12.09 0 comments
Category Inspiration
Tuesday, December 8, 2009
BERPIKIR KREATIF, SOLUSI DARI MASALAH ...
Posted by DJODI ISMANTO at 8.12.09 1 comments
Category Inspiration
Monday, December 7, 2009
Peti Mati Zhu Rongji
Posted by DJODI ISMANTO at 7.12.09 0 comments
Category Inspiration
3 X 8 = 23 ...???
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang.
(Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)
Djodi Ismanto
Posted by DJODI ISMANTO at 7.12.09 0 comments
Category Inspiration
Wednesday, December 2, 2009
Ikan Yang Kelaparan
Posted by DJODI ISMANTO at 2.12.09 0 comments
Category Inspiration
Monday, November 30, 2009
Manajer Blackbery
Tindakan bijak apa yang membuat Anda cepat menjadi Manajer atau GM ?
Janganlah minder dan anda tidak akan lambat dipromosikan gara-gara tidak memiliki Blackberry.
Posted by DJODI ISMANTO at 30.11.09 0 comments
Category Inspiration
Setahap Demi Setahap Menjadi Master
Tahap 1: Identifikasi
2. Identifikasikan skill atau keterampilan yang Anda butuhkan dalam menjalankan bisnis. Bisnis apa pun itu, tentu mengharus memiliki satu set keterampilan yang diperlukan.
3. Identifikasikan aset atau modal yang dibutuhkan untuk belajar dan untuk investasi Anda.
Tahap 2: Perencanaan
Posted by DJODI ISMANTO at 30.11.09 0 comments
Category Inspiration
Monday, November 23, 2009
Sales Script
Tahukah Anda bahwa hampir 80% situasi yang dihadapi oleh seorang sales dalam menghadapi pelanggan adalah sama dan standard ?
Bila anda seorang sales, coba bayangkan ketika anda menawarkan produk kepada pelanggan Anda,bukankah mereka mengajukan keberatan yang hampir sama, seperti :
" Harga kamu mahal, barang competitor lebih bagus, bagi sales dealer biasanya pelanggan minta waktu pembayaran yang lebih lama. "
Kalau Anda tahu bahwa pertanyaan atau kondisi yang kita hadapi 80% adalah hampir sama, maka kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapinya, yaitu dengan SALES SCRIPT.
SALES SRIPT tersebut dipersiapkan sebelum menghadapi pelanggan. Misalnya kalau seorang pelanggan keberatan dengan harga yang di berikan, menurut mereka harganya terlalu mahal, maka anda bisa mempersiapkan SRIPTnya Misalkan bisa dijawab :
" Mahalnya di bandingkan dengan apa,pak ? Atau Menurut Anda berapa harga yang pantas untuk produk yang ditawarkan? Atau jelaskan benefit lain yang didapat pelanggan dari after sales service perusahaan dll. "
Dengan demikian maka siapapun salesnya baik senior maupun junior / pemula sudah bisa menjawab tanpa adanya keraguan.
Dengan panduan SALES SCRIPT maka secara tidak langsung Anda membuat sebuah standard yang bisa diaplikasikan, bahkan bagi anda yang merupakan seorang sales pemula ataupun kurang mampu berbicara dengan baik dengan pelanggan.
Bayangkan dengan adanya sebuah SALES SCRIPT yang akan membantu memudahkan anda untuk menghadapi setiap keberatan yang akan di ajukan oleh pelanggan. Maka anda akan lebih percaya diri dan bukankah pada akhirnya hal ini akan berdampak terhadap peningkatan omset penjualan?.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk dapat membuat sebuah SALES SCRIPT.
1. Identifikasi dan tuliskan semua keberatan/penolakan yang akan anda temui .
2. Susun keberatan yang ada ke dalam kategori-kategori .
3.Tuliskan semua kemungkinan respons yang mampu Anda pikirkan untuk masing masing keberatan itu.
4. Gali dan teliti respons-respons terhadap setiap keberatan tersebut
5. Tanyakan pada yang ahli, apa respons mereka terhadap setiap keberatan tersebut .
6. Pilih respons terbaik untuk setiap keberatan tersebut
7. Perbaiki, perhalus dan latihlah script tersebut sehingga jawaban Anda terdengar spontan,meyakinkan dan alami.
Kiranya apa yang saya bagikan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi bapak/ ibu sekalian.
Source :
Dedi Budiman
Posted by DJODI ISMANTO at 23.11.09 0 comments
Category Inspiration
'Anggogodo' Menunggang Buaya
Posted by DJODI ISMANTO at 23.11.09 0 comments
Category Inspiration
Tuesday, November 17, 2009
Kemana Lift Kehidupan Kita Menuju?
Kita semua tentu mengenal lift. Dengan alat itu kita bisa naik atau turun tingkat pada sebuah gedung tinggi. Jika kita ingin naik, tinggal menekan tombol naik; lalu lift membawa badan kita naik. Jika kita ingin turun, tinggal pencet tombol turun; lalu lift itu dengan patuh membawa tubuh kita turun. Secara kasat mata, lift membawa kita naik atau turun. Namun, apakah lift juga bisa membawa ‘diri’ kita menuju ke tingkat yang kita inginkan?
Saya pernah berkantor di sebuah gedung perkantoran yang langka di jantung kota Jakarta. Gedung itu bernama GKBI yang letaknya persis diseputaran jembatan Semanggi. Mengapa saya sebut langka, karena gedung itu memiliki lift yang unik. Pada kebanyakan gedung bertingkat lain, jika kita ingin menuju ke lantai tertentu, kita cukup menekan tombol up atau down saja. Jika ada orang lain yang sudah menekan tombol itu, maka kita tidak usah bersusah repot lagi untuk menekannya.
Istilahnya, kita bisa nebeng kepada usaha orang lain, untuk tiba di tingkat yang kita inginkan. Ketika salah satu pintu lift akan terbuka. Lalu kita memasukinya. Didalam lift itu, barulah kita menekan tombol nomor lantai yang hendak kita tuju. Jika ada orang lain yang sudah menekan ke lantai yang kita ingin tuju, kita boleh berdiam diri saja. Kita sebut saja system seperti ini sebagai lift konvensional.
Di gedung GKBI tidak bisa begitu. Karena untuk menuju ke lantai tertentu kita harus ‘terlebih dahulu’ menekan nomor lantai yang kita inginkan secara digital ‘diluar lift’. Setelah itu, sistem canggih tersebut memilihkan untuk kita lift mana yang akan membawa kita ke lantai yang kita inginkan. Contohnya, kita menekan angka 1 dan 0 untuk menuju ke lantai 10. Maka sistem itu akan mengarahkan kita kepada lift P, misalnya. Dan itu berarti bahwa kita harus menggunakan lift P untuk bisa sampai ke tempat yang akan dituju.
Ketika pintu lift yang bukan P terbuka, maka kita diam saja. Sekalipun lift itu masih kosong. Sekalipun kita sedang terburu-buru, kita tetap tidak memasukinya. Mengapa? Karena lift itu tidak akan membawa kita ke Lt 10 yang kita tuju. Dan karenanya kita akan tetap fokus kepada lift P. Dan kita hanya akan memasuki lift P, seperti niat kita semula. Ketika pintu lift P terbuka, kita memasukinya tanpa harus menekan apapun lagi. Karena, lift itu akan membawa kita ke lantai 10 yang kita pilih diawal tadi. Saya menyebutnya lift kontemporer.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita boleh saja menyerahkan tujuan hidup kita kepada arus yang diciptakan oleh orang lain. Kita boleh ikut orang lain yang sudah terlebih dahulu menekan tombol. Tidak masalah apakah tujuan orang itu sama dengan tujuan kita atau tidak. Begitu tombol up atau down ditekan oleh orang lain, maka kita tinggal mengikuti arusnya saja.
Di lift kontemporer, kita tidak bisa lagi melakukan hal itu. Artinya, kita tidak bisa mengikuti saja apa yang orang lain lakukan dengan lift itu tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu. Kita boleh mengikuti orang itu, hanya jika kita tahu persis bahwa tujuan orang itu adalah lantai yang sama dengan yang ingin kita tuju. Anda tidak boleh mengikuti orang lain jika tujuannya berbeda dengan Anda. Bahkan, Anda pun tidak boleh mengikuti orang lain dan menyerahkan tujuan Anda kepada orang lain yang Anda tidak tahu apakah tujuannya sama dengan Anda atau tidak.
Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita tidak perlu merencanakan, kemana kita akan pergi. Di lift kontemporer, kita harus merencanakan, kemana kita akan pergi. Sebab, jika kita tidak merencanakan kepergian kita, maka begitu memasuki lift kontemporer ini, kita akan langsung tersesat. Sebab, lift itu tidak membawa kita ke tempat yang ingin kita tuju. Melainkan tempat antah berantah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Jika lantai yang ingin kita tuju itu adalah ‘tujuan hidup’ kita. Dan jika kehidupan kita ini adalah sebuah lift yang akan membawa kita kepada tujuan hidup yang ingin kita capai itu, maka kiranya layak jika kita mengajukan 3 pertanyaan ini:
Pertama, “Apakah kita bisa mengandalkan dan menyandarkan diri kepada orang lain yang belum jelas kemana arah tujuannya?”
Kedua, “Apakah kita bisa memasuki pintu lift peristiwa kehidupan mana saja, yang tidak jelas ke lantai kehidupan mana dia akan menuju?”
Ketiga, “Apakah kita bisa membiarkan diri kita dibawa oleh lift kehidupan itu tanpa harus menentukan terlebih dahulu, lantai dimana tujuan kehidupan kita didefinisikan?”
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga kita boleh saja menyerahkan seluruh kepentingan hidup dan tujuan hidup kita kepada orang lain yang sudah terlebih dahulu men-set lift itu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar melakukan sendiri, dan menentukan sendiri; tujuan yang ingin kita capai dalam hidup kita.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift konvensional hingga kita boleh saja memasuki lift kehidupan manapun yang terbuka lebih dahulu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar fokus, hanya kepada lift kehidupan yang akan membawa kita kepada tempat tujuan yang sudah kita rencanakan saja.
Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga boleh-boleh saja jika kita tidak menekan dan merencanakan tombol tujuan kehidupan sebelum memulai perjalanan ini. Karena didalam lift kehidupan konvensional, ‘akan ada kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Nanti didalam lift. Namun, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga untuk bisa sampai kepada tujuan hidup yang kita inginkan; kita harus memulainya dengan merencanakannya terlebih dahulu. Sebab, didalam lift kehidupan kontemporer ‘tidak akan ada lagi kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Semuanya serba terlambat. Dan kita akan segera tersesat.
Namun demikian, lift kehidupan konvensional dan lift kehidupan kontemporer memberi kita inspirasi untuk menentukan; kapan saatnya kita boleh mengikuti arus yang dibuat oleh orang lain. Dan kapan saatnya untuk mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Catatan Kaki:
Kita tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa tak satupun dari pencapaian yang kita raih tanpa campur tangan orang lain. Namun, tidaklah masuk akal jika kita menyerahkan arah masa depan kita kepada orang lain.
Posted by DJODI ISMANTO at 17.11.09 0 comments
Category Inspiration