Myspace Backgrounds

Saturday, June 30, 2007

Nilai Sebuah Sepatu


Pernah menonton film yang berjudul Children of Heaven? Film ini diproduksi oleh Negara sahabat kita yaitu Iran. Cerita film ini sangat menguras emosi penonton. Diceritakan bagaimana perjuangan seorang anak lelaki bernama Ali. Dia ingin mengganti sepatu adiknya, yang tidak sengaja dihilangkannya. Akibatnya setiap kali mau pergi sekolah, sang kakak harus menunggu adiknya dulu pulang sekolah untuk tukaran memakai sepatu. Masalah muncul, Ali selalu terlambat. Mempunyai sepatu baru merupakan jalan keluar terbaik bagi mereka berdua.


Akhirnya Ali mempunyai kesempatan untuk memiliki sepatu baru dengan mengikuti perlombaan lari di sekolah. Dimana hadiah untuk pemenang ketiga adalah sepasang sepatu. Singkat cerita si kakak berhasil menjadi juara. Tapi bukan juara ketiga. Juara pertama. Si kakak kecewa. Karena juara pertama, hadiahnya bukan sepatu.


Dalam film ini diajarkan sebuah proses perjuangan bagaimana seorang anak lelaki mempunyai sebuah tujuan. Sepatu baru. Hasil yang dicapai jauh lebih baik. Tapi dia kecewa. Mengapa ? Karena tidak sesuai dengan tujuannya. Sesuai bunyi sebuah kata bijak ,”Arah lebih penting daripada kecepatan”. Memiliki sepatu baru adalah arah yang mau dicapai si anak lelaki tersebut. Bukan juara Lain halnya bila dia mau mengejar juara. Tentu saja hadiah apapun yang diterimanya. Pasti oke. Karena arahnya ke prestasi bukan hadiah..


Tapi apabila kita mempunyai sebuah tujuan apakah sudah berarti kita bisa sukses? Jawabannya belum tentu . Tujuan penting. Tanpa adanya suatu tindakan maka tujuan tersebut menjadi sia-sia belaka.


Belum lama ini kami memberikan pelatihan bagi anak-anak prasejahtera di Bumi Cibodas, Puncak. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah para peserta bisa menentukan tujuannya. Karena si eyang putri, si pemilik dan pengurus panti asuhan ini. Ingin supaya para cucunya ini bisa mandiri. Dan bisa mewujudkan cita-citanya. Pondasi awal untuk membuat sebuah tujuan kita harus mempunyai sikap mental yang kuat. Seperti berani gagal, berani percaya diri, total, optimis.


Maka tercetuslah sebuah ide. Pelatihan dimulai dengan memperdengarkan lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Memang benar saat lagu dikumandangkan, tidak ada satupun di antara mereka memberikan hormat. Bahasa tubuhnya santai, cuek bebek. Ada yang masih ketawa ketiwi. Dan lebih parah lagi tidak ada satupun diantara mereka yang menyanyikan syair lagu Indonesia Raya. Sangat hebat anak jaman sekarang.Lagu kebangsaan diperlakukan seperti sebuah lagu pop atau dangdut. Pertanyaanya apakah mereka tidak hapal? Pasti jawabannya TIDAK. Karena lagu ini merupakan lagu wajib yang sudah ribuan kali mereka dengar sejak dari awal masuk sekolah taman kanak-kanak.


Bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya SIKAP mereka masih lemah. Begitu melihat gejala awal seperti ini. Kami langsung menekankan tujuan training ini adalah proses penanaman sikap mental yang kuat. Baik melalui ceramah dan permainan yang kami rancang untuk memudahkan proses penanaman sikap mental tersebut. Tugas kami menjadi lebih ringan ketika hambatan yang selama ini menghantui mereka berhasil kami bongkar. Istilahnya adalah mental blok. Betul sekali. Apabila mental blok ini tidak bisa kita bereskan. Maka mereka sulit berubah. Mental blok ini terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sejak kecil sampai dengan umur mereka saat ini. Dimana kebiasaan yang terbentuk bisa jadi berasal dari lingkungan, keluarga, adat istiadat, sekolah.


Pada hari kedua, proses perubahan pun terlihat. Mereka bangun pagi sesuai dengan jadwal. Lebih disiplin. Ya, ini baru awal bagi mereka. Kemudian kami baru mengajarkan kepada mereka bagaimana membuat sebuah tujuan. Dalam membuat sebuah tujuan diperlukan suatu keyakinan untuk memulai. Mulailah tujuan kecil dulu, Istilahnya start small but think big. Contohnya film children of heaven. Ingin memiliki sepatu baru. Lakukan secara bertahap-tahap. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi gunung. Setelah itu barulah meningkat ke tujuan yang lebih besar.


Dan penting juga memiliki prioritas tujuan. Tanpa adanya prioritas mana tujuan yang mau didahuluin. Pikiran kita menjadi bingung. Ingat kekuatan fokus sangat berperan disini. Bila kita fokus maka energi yang kita gunakan bisa total. Energi fokus ibaratnya mengarahkan sebuah kaca pembesar pada satu titik. Terus menerus kita lakukan pada titik tersebut maka kertaspun bisa terbakar. Prioritaskan tujuan berdasarkan waktu dan kepentingannya. Rencanakan sekarang juga tujuan anda.


Kunci yang paling penting adalah tindakan. Tanpa tindakan itu hanya sia-sia belaka. Apakah anda pernah mempunyai sebuah ide? Mungkin sebuah ide yang sederhana. Seperti memiliki sebuah sepatu baru. Ide akan sia –sia bila hanya di pikiran saja. Ali mempunyai ide mengganti sepatu adiknya. Tapi dia langsung bertindak mewujudkan idenya. Ikut lomba adalah satu tindakannya. Walaupun hasil akhir belum sesuai dengan tujuannya. Tidak masalah. Yang penting dia sudah bertindak.


Ada tiga orang tukang batu ditanya mengenai pekerjaan mereka. Tukang batu pertama, dia menjawab,”Aku sedang menyusun sebuah dinding”. Tukang batu kedua menjawab,”Aku sedang mencari nafkah untuk hidup”. Dan pertanyaan yang samapun dilontarkan kepada tukang batu ketiga. Dia menjawab,”Aku sedang membangun gedung tertinggi di kotaku.”


Pertanyaannya, anda pilih yang mana dan apa alasannya?


Regards,
From nice city of Medan

Dicari : Orang Bodoh


Ketika Anda membaca iklan lowongan kerja di koran, sedang iseng maupun sedang serius, Anda pasti melihat kata-kata yang tipikal. IPK biasanya di atas 2,75 bahkan ada yang minta di atas 3.


Semua orang yang memiliki nilai IPK setinggi itu akan bisa mendaftarkan diri pada lowongan kerja itu. Alasan untuk tidak melamar pekerjaan, paling hanya karena bidang pengetahuan tidak cocok atau lokasi kerja yang tidak disukai. Itu berarti yang dicari adalah orang dengan IPK tinggi. Itu berarti yang dicari adalah orang yang cukup pintar.


Sekarang mari kita tidak membatasi istilah pintar hanya di atas 2,75 sehingga kita tidak perlu menyatakan bahwa semua orang yang mendapatkan IPK di bawah 2,75 sebagai orang bodoh. Tetapi sering sekali kan ada orang pintar yang menyatakan, sekalipun dalam hati, bahwa ada orang lain yang dia katakan orang bodoh?


Nah, bayangkan Anda membuat iklan lowongan kerja di koran: mencari orang bodoh. Apakah ada orang yang akan melamar? Saya rasanya yakin sekali tidak ada orang yang akan menjawab iklan lowongan kerja tersebut. Mengapa ya?


Karena tidak ada orang yang ingin dibilang bodoh. Tidak ada orang yang merasa bodoh. Sehingga iklan lowongan kerja Anda akan sepi pelamar. Kalau demikian, mengapa sering kali ada orang yang menyatakan “pantas saja saya tidak dapat pekerjaan, karena saya kan bodoh” (atau dengan kata lain yang lebih halus seperti: saya kan tidak terlalu berpendidikan, pengetahuan saya kan kurang).


Toh pada kenyataannya, ketika secara resmi ada kesempatan untuk mengakui bodoh, tidak ada yang melamar. Pertama, mungkin banyak yang mengira bahwa iklan tersebut salah tulis (tetapi apa mungkin salah tulis kata: bodoh?). Ke dua, sangat tidak mungkin ada yang mau mengaku secara terbuka bahwa dirinya bodoh.


Atau bahkan Anda bukan yang memberi lowongan kerja, tetapi membaca satu lowongan kerja diiklankan. Apakah Anda akan melamar bila yang dicari oleh pemberi kerja adalah orang bodoh?

Wah, mana mungkin.


Iya, dong. Betapa menariknya fasilitas, gaji atau apapun yang ditawarkan lowongan kerja itu, saya yakin Anda tidak akan melamar, bila syarat yang diminta hanya: bodoh!

Mengapa begitu yakin?

Oh ya tentu saja. Sebaik apapun fasilitas dan gaji yang ditawarkan, beranikah Anda mengaku bahwa Anda bodoh? Tidak? Anda tidak berani mengaku bodoh?


Itulah masalahnya. Anda bukan tidak berani mengaku, karena Anda sebenarnya tidak mau dikatakan bodoh. Tetapi apakah Anda bodoh? Tidak. Anda cerdas. Sangat cerdas, karena Anda berhasil masuk ke situs ini, kan? Anda berhasil membaca lengkap tulisan ini kan? Jadi Anda sangat cerdas.


Justru saya yang bingung sekarang, mengapa Anda seringkali terlalu merendah dengan mengatakan pengetahuan Anda tidak baik, bahwa kepintaran Anda masih rendah, atau kata-kata seperti itu. Jelas-jelas Anda tidak bodoh, bahkan tidak mau dibilang bodoh, sehingga tidak mau melamar pekerjaan pada perusahaan yang mencari orang bodoh.


Benarkah Anda memang ingin menjadi semakin rendah? Kalau tidak demikian maka tidak ada gunanya untuk terlalu merendah. Ketika Anda dipuji, mengapa tidak berterima kasih saja. Sehingga tidak berkesan sombong.

Tetapi merendah terlalu berlebihan malam menjadi masalah baru bagi Anda. Sadarkah Anda bahwa apapun yang keluar dari mulut Anda, dapat menjadi doa?


Jadi sekarang Anda sudah percaya bahwa Anda cerdas? Oke, Anda tidak perlu melamar bila ada perusahaan mencari orang bodoh. Berarti Anda harusnya tidak mungkin kalah dong dalam kompetisi mendapatkan lowongan kerja tersebut?


Tidak, Anda sama sekali tidak bodoh. Hanya saja Anda tidak percaya bahwa seberapa cerdaspun Anda, selalu masih ada ruang, masih ada kesempatan untuk meningkatkan kecerdasan, kemampuan dan pengetahuan Anda.

Memang ada yang tidak percaya bahwa masih perlu menambah kecerdasan dan kemampuan serta pengetahuan? Wah itu kan kata Anda. Di sekitar kita, ternyata ada yang seperti itu.

Iya sih, saya sadar, tapi bagaimana cara meningkatkan kecerdasan, kemampuan, pengetahuan? Caranya tidak terlalu sulit, hanya pelaksanaannya yang seringkali dianggap sulit: Buku.


Mengapa sulit? Sebagian besar orang lebih suka melihat tulisan di antara gambar, seperti di majalah dan tabloid, dibanding satu gambar di antara rimba huruf seperti buku. Lebih seru lagi karena beberapa teman saya justru menjadikan buku sebagai obat tidur. Hebat ya? Kalau dia sulit tidur, maka dia ambil buku, baru baca satu baris, sudah tidur. Sangat mujarab.


Tetapi ironi sekali bagi Anda yang ingin menjadi lebih baik dengan meningkatkan kecerdasan, kemampuan, pengetahuan ya? Apa boleh buat, Anda yang ingin menjadi lebih baik, maka Anda yang perlu menjalankan cara yang tidak terlalu sulit itu.


Tetapi mengapa buku? Tidak bisa yang lain? Bisa, bisa sekali. Tetapi tidak akan terlalu detail ketika Anda justru membutuhkan informasi yang detil. Tetapi terlalu detail malah membuat Anda bosan membacanya. Jadi? Lihatlah di buku Instrumen Orang Sukses, tentang cara memilih buku.

Anda jelas bukan orang bodoh, tetapi selalu ada orang yang lebih cerdas dari saya, begitu pula selalu ada yang lebih cerdas dari Anda. Namun, bukan berarti karena ada orang lain yang lebih cerdas dari Anda, maka Anda berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik.

Anda pasti dapat yang terbaik, bila Anda menjadi lebih cerdas.

ardian.syam@gmail.com – Medan – Juni 2007

Friday, June 29, 2007

Bukan Belum Punya Uang, Tapi Belum Ada Ide ,


Resep Jitu Mewujudkan Ide

Ide merupakan kunci utama untuk berhasil. Coba perhatikan sekeliling anda. Ada pena, jam tangan, baju, celana, komputer, hp.
Apakah semuanya langsung ada?

Tentu saja tidak. Semuanya berasal dari satu ide kecil. Wright Bersaudara ketika sedang bermain layangan. Dalam pikirannya timbul ide seandainya manusia bisa terbang. Dan ternyata bisa terwujud. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya ide kita bisa muncul setiap saat?


Thomas Alfa Edison salah satu penemu terbesar di abad 20. Sampai sekarang mempunyai hak paten lebih dari seribu produk lebih. Salah satu kunci keberhasilan Edison bisa membuat penemuan yang begitu banyak. Cukup unik dan mudah. Setiap kali mau menemukan ide untuk memecahkan masalahnya. Biasanya Edison duduk di atas kursi dengan batu yang tertekan diantara kedua lututnya. Dan di bawah diletakkan sebuah ember besar yang berisi air. Dalam keadaan tenang dan sangat relaks.

Edison menanyakan kepada pikiran bawah sadarnya, masalah-masalah yang dihadapinya. Dan pada saat dia mendapatkan jawabannya. Maka secara cepat dia menuliskannya. Mengapa Edison meletakkan batu di antara kedua lututnya? Jawabannya supaya dia bisa terbangun. Begitu dia bangun maka ide tersebut langsung ditulis dan dilaksanakan. Dalam keadaan relaks pikiran sangat fokus dan begitu banyak ide yang dikeluarkan.


Robert Schuler dalam bukunya Tough Times Never Last, But Tough People Do! Dengan secara praktis dan sederhana mampu menguraikan mewujudkan sebuah ide.

Ada 4 siklus untuk mewujudkan ide:

1.Tahapan Sarang

Tahapan sarang merupakan saat ide timbul dalam pikiran seperti munculnya telur dan tersimpan dalam sarang burung. Beberapa orang hanya mengalami siklus pertama saja. Bagi banyak orang, keyakinan tidak pernah beranjak dari sarang. Telur yang tidak dierami akan membusuk dalam sarang. Ide hanya akan berlalu saja dalam pikiran tanpa diwujudkan.

2.Tahap Pengujian

Tidak ada yang tidak mengalami kesukaran untuk maju bersama setiap ide yang melintas dalam pikirannya. Ide harus diuji. Ide yang positif memunculkan pertanyaan seperti ”Apa ini sungguh-sungguh perlu?”. Bila ada kekurangan sempurnakan ide anda.

3.Tahap Penanaman

Yakinlah terhadap ide anda. Disini saatnya kita harus mendukung ide kita dengan kerja keras. Hadapilah semua. Pasti banyak yang menolak, mencaci maki, tidak masuk akal. Saat anda yakin. Semuanya pasti terwujud.

4.Tahap Hasil

Bila kita menanamnya secara benar. Maka ide itu akan menghasilkan kelimpahan bagi kita. Saatnya menuai telah tiba.

Selamat mencoba menemukan ide dalam pikiran anda. Percaya dan yakinlah! Tidak ada kata gagal. Hanya belum terbiasa saja.

Pertanyaan:

Ide apa yang mau anda wujudkan dalam waktu dekat?

see other article on : http://djodiismanto.blogspot.com/


Regards.
DJODI ISMANTO
Mitsubishi Motors - Group Sumatra Berlian
From nice city of Medan


Merdeka atau Mati


Merdeka atau mati !

Merupakan kata-kata yang sangat popular di era perjuangan meraih kemerdekaan. Setiap ketemu sesama pejuang teriakan. Merdeka……Merdeka…..menjadi ciri khas yang tidak bisa dilupakan. Sampai mendarah daging. Merdeka atau mati adalah sebuah slogan yang sangat membakar semangat pejuang untuk meraih kemerdekaan. Slogan menjadi sangat penting di jaman sekarang. Untuk membangkitkan semangat ataupun menjadi ciri khas suatu perusahaan atau sebuah produk. Tentu anda ingat sebuah slogan pendek Kutahu yang kumau,

Cari tahu pakai jarimu, membersihkan yang paling bersih. Atau yang lagi popular setiap trainer atau motivator berusaha menciptakan slogan sendiri-sendiri. Ada yang Luar Biasa, Dahsyat, Antusias, dll.


Sehubungan dengan slogan ini saya mencari tahu dampaknya dalam kehidupan nyata bagi si empunya slogan. Salah seorang teman mempunyai slogan yang cukup unik. Setiap kali ditanya bagaimana pasaran hari ini sepi atau ramai. Dia selalu menjawab,” Selalu ada rejeki”. Entah sudah berapa ribuan kali diucapkannya. Memang benar tokonya selalu ramai dibandingkan toko yang lain. Selain rejeki yang selalu masuk. Tokonya juga terkenal dengan toko yang selalu “Jujur”. Maksudnya setiap orang yang belanja di tokonya tidak usah khawatir masalah kualitas produk. Bila kualitasnya rendah pasti dia bilang rendah. Apabila kualitas bagus pasti dia bilang bagus.


Dalam ilmu komunikasi aspek verbal hanya 7%. Tapi bila diucapkan secara terus menerus maka akan masuk ke dalam bawah sadar. Istilahnya menjadi afirmasi atau sugesti. Afirmasi inilah yang bisa menggerakkan sel-sel syaraf di otak untuk mewujudkannya menjadi suatu realitas. Banyak secara tidak sadar, kita sering membuat slogan dalam diri kita. Aku miskin, memang sudah nasibku, aku pecundang dll. Kata-kata yang kita ucapkan baik secara sadar ataupun tidak sadar antara 40.000 – 55.000 ribu setiap hari.


Bila kata-kata tersebut terus diulang secara intens. Maka akan menjadi sebuah pola dalam otak kita. Sehingga bisa mempengaruhi fisiologis kita.
Coba pada saat anda baru bangun tidur pada pagi hari. Mulai dengan mengatakan dalam hati kata-kata ini . ”Malas, saya sangat malasss sekali hari ini”. Evaluasilah diri. Perhatikan kondisi fisiologis anda. Dari postur, mata, nafas, nada suara, tarikan otot, eksperesi wajah. Adakah perubahan dari biasanya?

Pertanyaan :

Bila anda katakan pada saat bangun tidur.

Aku semangat hari ini

Aku bergairah hari ini

Semua pekerjaanku bisa kuselesaikan

Semua orang ramah terhadapku.

Adakah perubahan kondisi fisiologis anda selama satu hari?


Daniel Kurniawan

[Mind Educator]
www.rumahmotivasi. com

Thursday, June 28, 2007

LIFE IS EASY


* Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.



* Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang
yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.

Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga
bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.

Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil
ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya
inisiatif sedikit saja. *



* Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat canti k.

Ibu menjawab: "Mengapa?

Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.

Ternyata untuk memiliki kec anti kan sangatlah mudah, hanya perlu tidak
marah-marah.



* Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.

Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu
tetap akan tumbuh dengan subur.

Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang
membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin
bekerja.



* Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke
dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab:
"Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di
rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
"Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput
sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala
sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.



* Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir
jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."

Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."

Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan
menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari
kemalasan saja.



* Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan
dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan
gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"

Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan
memiliki secukupnya saja. *

See other article on :
http://djodiismanto.blogspot.com/


Regards,
DJODI ISMANTO
From nice city of Medan

Wednesday, June 27, 2007

Berapa ton beras kah yang terbuang percuma setiap hari ?


Minggu siang lalu saya sempat menonton beberapa menit acara di salah satu station tv. Ceritanya ada seorang anak SD yang memenangkan suatu perlombaan pembuatan makalah dikampungnya. Masalah yang diangkat oleh anak ini sederhana sekali, yaitu pemborosan beras orang indonesia.


Makalah ini dia susun melalui pengamatan saat bekerja membantu di warung dekat rumahnya. Dalam pengamatannya dia menghitung bahwa rata-rata orang yg makan disana menyisakan 2 atau lebih sendok nasi atau 200 butir nasi setiap piringnya.


Kemudian dia menghitung, berarti setiap hari setiap org membuang 200 x 3 kali makan = 600 butir nasi. 100 butir beras kira-kira 5 gram. Sehingga kalau dikonversikan berarti setiap hari setiap org membuang 30 gr beras. Kalau org Indonesia ada 200 jt berarti terbuang 30 gr x 200jt = 6.000 jt gr = 6.000 ton beras SETIAP HARI. Iya, satu hari saja sedemikian banyak beras yg terbuang.


Harus diakui saya belajar dari anak SD ini. Saya tidak pernah menyangka dan berpikir tentang pemborosan yang telah kita lakukan setiap harinya. Mungkin perhitungan dan asumsi diatas salah, tapi pesan yang saya tangkap dari cerita diatas adalah jangan memboroskan makanan. Katakanlah tingkat akurasi dari kalkulasi ini hanya 50% saja, itu pun setiap hari kita membuang 3000 Ton beras. Bahkan apabila hanya 10% pun, ternyata angkanya masih besar, 600 Ton beras per hari.


Apakah kita menyadari adanya pemborosan yg sedemikian besarnya ? Apakah selama ini kita termasuk orang yang ikut membuang beras, sementara banyak yg kelaparan karena kekurangan beras ? hanya masing-masing dari kita yang tau persis .

Mungkin ada yang menganggap topik ini kurang atau tidak ada hubungan dengan masalah spiritual. Tapi saya justru ingin mulai berlatih meningkatkan spiritual dari hal-hal kecil seperti ini. Spiritual bisa ditingkatkan melalui kegiatan makan. Mulai dari melatih kemampuan diri untuk menghargai makanan apapun yg diberikan, enak tidak enak semua bisa dinikmati, tidak menyia-nyiakan makanan, makan secukupnya, bersyukur atas apa yang masih dapat kita makan, berterimakasih kepada semua yang telah berkontribusi atas makanan yg kita makan, berbagi makanan dan semua hal yang berhubungan dengan kegiatan makan dan makanan.

Bagaimana dengan anda ? Apakah ini penting untuk latihan meningkatan spiritual anda ?

Best Regards

Jojor Imelda Limbong ( HRD Pancapilar - Medan )

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup


"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.

Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang

dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa
segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif.
Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya
teringat kisah hidup motivator dunia
Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada
musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap
hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun,
Siberia yang beku
tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini
juga dialami
Ho Chi Minh.

Orang
Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat
dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A
Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin


Regards,
Djodi Ismanto
From nice city of Medan

Jin pun Tak Mampu . . . . .


Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang sisi kolam penampung lumpur Lapindo di Porong , Surabaya,
seorang pria menemukan lampu tua yang
tergeletak di atas batu.

Ketika ia mengambil dan
menggosoknya, seorang Jin mendadak muncul. "Baik, cukup sudah!" bentak Jin itu. "Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku! Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!."

Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata, "Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Hawaii, tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan ke Hawaii? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana." Jin itu tertawa. "Jembatan ke Hawaii?! Kau pasti bercanda?

Bagaimana aku bisa mendapat penyangga yang
sampai ke dasar samudera? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan sangat terlalu banyak beton! itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!" Kecewa, pria itu berusaha keras untuk memikirkan permintaan lain.

Akhirnya ia berkata, "Baiklah, aku punya keinginan lain.

Semua wanita dalam hidupku berkata aku tidak peka. Aku
berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil. Aku tidak tahu di mana kesalahanku.

Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita... tahu
bagaimana sebenarnya perasaan mereka ketika mereka membisu padaku... tahu mengapa mereka menangis ... tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka inginkan... aku ingin tahu apa yang membuat mereka benar-benar bahagia."

Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, "Wah yang itu aku nyerah deh ,
Kau mau
jembatan ke Hawaii itu berjalur dua atau empat?"

see other article on :
http://djodiismanto.blogspot.com/


Regards,
DJODI ISMANTO
From nice city of Medan

Tuesday, June 26, 2007

BEKERJA atau BELAJAR?


Sekarang jam telah menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit, sudah sore rupanya kurang lebih satu jam lewat empat puluh lima menit lagi jam kantor usai, yang artinya karyawan boleh meninggalkan kantor tercinta menuju rumah masing-masing bagi yang nggak kecantol acara lain. Asiiik, begitu sorak saya dalam hati begitu jam menunjuk pada angka lima, selesai deh (jam kerja nya lho, mengenai pekerjaannya. ....?), dan mungkin juga teman-teman yang lain juga bersorak dalam hati.

"Ya, maklumlah kita seharian dari jam 9 pagi sudah berkutat
dengan pekerjaan di kantor," celetuk salah seorang teman. Dua tahun yang lalu sampai beberapa bulan yang lalu saya beserta management masih mengumandangkan kata-kata "Mbok ya jangan seperti PNS, kalau jam mendekati pukul lima sore mulai bergegas alias siap- siap cepet-cepetan pulang." Bisa dan sangat dimaklumi apabila hal tersebut diatas terjadi, karena kenyataan yang kita hadapi sekarang bahwa waktu yang diperlukan untuk bekerja di kantor adalah sepertiga dari seluruh waktu yang diberikan Tuhan kepada kita dalam sehari.

Coba sekarang kita hitung bersama-sama pembagian waktu yang kita pergunakan setiap hari selama 24 jam;
1. Waktu Bekerja : 8 Jam 2. Waktu Tidur : 8 Jam 3. Waktu Lain-lain (Ibadah, Keluarga, Hiburan, Sosial,Sex,Dll) : 8 Jam Total Waktu :24 Jam.

James Gwee pernah menulis dalam salah satu artikelnya bahwa kalau
waktu yang kita pergunakan untuk bekerja adalah sepertiga (8 Jam) dari seluruh waktu dalam sehari (24 Jam), maka apabila kita tidak suka dengan pekerjaan kita, atau tertekan, tidak tenang, setengah hati, tidak bersemangat, hanya melakukan kegiatan untuk membunuh waktu (misal :main game, chating, browsing website negatif) itu berarti kita telah menyia-nyiakan sepertiga dari seluruh hidup kita. Wah, benar juga sih kalau kita pikir-pikir, kalau begitu mulai sekarang saya akan semangat dalam bekerja.

Mungkin itu salah satu
reaksi pikiran (Conscious) atau perasaan (Subconsious) kita terhadap tulisan diatas.
Ada juga pepatah Cina yang mengatakan
"Kalau Kamu
tidak bisa Tersenyum, Jangan Jadi Pedagang." Filosofinya adalah bahwa kita mesti mencintai pekerjaan kita agar sepertiga dari hidup kita tidak sia-sia. Semua tips diatas benar dan mungkin membantu bagi beberapa orang, tapi mungkin juga tidak bagi orang lain. Efek yang ditimbulkan bisa jadi permanen bisa juga "Warm warm Chicken Shit" (baca : Anget-anget Tai Ayam...hehehe) atau sementara waktu setelah itu kembali ke pola lama.

Berikut ini adalah salah satu tip agar kita tetap semangat dan
menyenangkan dalam menjalani pekerjaan kita, yang saya temukan dan cocok saya pakai (belum tentu cocok juga buat Anda) tapi kalo tidak dicoba tidak tahu khan?. Tepatnya dua hari yang lalu (Selasa malam) sebelum tidur tiba-tiba Subconcious saya mengatakan hal ini kepada saya.

Tip :
1. Rubahlah Kata BEKERJA dengan kata BELAJAR (sekali lagi versi saya) Setelah mempelajari The Secret melalui buku dan filmnya, saya menyadari bahwa Kata-kata yang kita buat sangat besar pengaruhnya untuk kehidupan kita. Karena kata-kata yang kita pakai dan berulang- ulang kita ucapkan akan diterima dan direkam oleh otak kita menjadi sebuah gambar yang akhirnya akan dimunculkan kembali kepada kita sebagai suatu kenyataan hidup. Karenanya kita harus berhati-hati dalam memilih kata-kata yang akan kita pakai atau ucapkan (usahakan selalu menggunakan kata-kata yang positif). Kalau begitu mengapa kata BEKERJA harus dirubah? Bukankah kata BEKERJA itu positif? Mungkin itu yang ada dalam benak Anda sekarang.

Memang benar kata BEKERJA merupakan kata POSITIF, tetapi dalam
perjalanan waktu kata BEKERJA bisa memberikan interpretasi yang negatif (memang sih tergantung konteks apa dan siapa). Bagi sebagian orang yang telah bekerja cukup lama kata BEKERJA mungkin saja merupakan interpretasi dari TUGAS, TANGGUNG JAWAB, BEBAN, PROYEK, LEMBUR, TEKANAN, PUSING, BETE, MALES, RESE. Tapi bagi pengangguran yang baru mendapatkan pekerjaan atau bagi orang yang baru mendapatkan promosi jabatan, kenaikan gaji, bonus mungkin akan meng interpretasikan kata BEKERJA dengan SUKSES, DIHARGAI, STATUS, SEMANGAT, BISA.

Dengan merubah kata BEKERJA menjadi kata BELAJAR, buat saya sangat
terasa BEDA dan terekam dalam Subconcious sangat kuat yang akhirnya terwujud dalam setiap aktifitas yang saya lakukan selama di kantor. Dengan memakai kata BELAJAR disini saya meng interpretasikannya sebagai pertumbuhan/ perkembangan diri yang terus menerus. Sambil menulis artikel ini Subconcious (baca : bawah sadar) saya mengajak untuk kembali ke masa lalu tepatnya dua tahun yang lalu (saat pertama diterima di perusahaan ini), kalau mau dihitung-hitung saya secara pribadi telah BELAJAR banyak sekali hal baru. Dan saya sangat menikmati (enjoy) sekali dengan proses yang saya jalani selama dua tahun. Saya baru menyadari bahwa perbedaannya sangat besar jika dibandingkan dengan masa kerja sebelumnya yang benar benar SAYA BEKERJA (Stress) .

Sedangkan disini saya ternyata tidak sedang
BEKERJA tetapi BELAJAR. Selama di perusahaan sekarang (2 tahun) saya telah BELAJAR banyak sekali ILMU BARU, SKILL BARU, POLA PIKIR BARU, TEKNOLOGI BARU, POTENSI BARU serta BARU-BARU yang lain yang tidak terhitung jumlahnya, dan menurut saya akan terus bermunculan hal-hal BARU sehingga saya akan terus BELAJAR dan saya yakin (haqqul yaqin) bahwa dengan BELAJAR saya akan BERTUMBUH menjadi PRIBADI yang penuh dengan hal-hal BARU. Itulah yang membuat saya selalu termotivasi untuk memulai setiap hari dengan penuh keceriaan, semangat, dan senyuman tentunya untuk menyambut hal BARU. Selamat Tinggal KERJA....... Bye....bye. ....bye.. ..ngga pake mmmmuah (seperti yang dilakukan Chantiq dan Sesa saat mengantarkan saya kerja eh BELAJAR..) Selamat Datang BELAJAR..... pake mmmmmuah dan peluk erat.

Tips 2. Lakukan AFIRMASI dan KONFIRMASI terhadap perubahan yang Anda buat. Pada Selasa malam dua hari yang lalu sebelum tidur saya terus mengatakan kepada diri sendiri (AFIRMASI) baik Concious maupun Subconcious (baca : Sadar maupun Bawah Sadar) bahwa mulai sekarang saya tidak lagi pergi KERJA setiap jam 7 pagi setiap hari Senin sampai Jumat, tetapi saya pergi BELAJAR. Saat bertemu dengan istri saya mengatakan perihal perubahan ini dan mengatakan : "Ma, mulai besok pagi katakan kepada Rini & Oesman, bahwa Papa bukan pergi KERJA tapi PAPA PERGI BELAJAR (KONFIRMASI) .

Mengapa AFIRMASI penting untuk dilakukan? Mengapa hanya merubah kata
BEKERJA menjadi BELAJAR tidak cukup? Michael Bernard Beckwith seorang Visionary dalam The Secret mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan ditemukan "PIKIRAN YANG TERAFIRMASI 100 Kali Lebih Kuat dibandingkan dengan PIKIRAN NEGATIF.

"
Pertanyaan berikutnya :"Mengapa KONFIRMASI juga perlu dilakukan? Konfirmasi akan membentuk lingkungan sekitar kita dan pada akhirnya akan terus mendukung dan menguatkan atas apapun yang telah kita AFIRMASI kan termasuk melakukan perubahan. Coba sekarang Anda bayangkan apabila Anda hanya melakukan AFIRMASI bahwa Anda tidak pergi BEKERJA tetapi pergi BELAJAR sementara istri atau suami dan anak-anak anda mengatakan bahwa ANDA akan dan sedang pergi BEKERJA, maka mau tidak mau (baca: terpaksa) otak Anda akan terus menerima dan merekam kata - kata mereka dan hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan yang sedang Anda lakukan. Jadi membuat komitmen terhadap diri sendiri (AFIRMASI) akan jauh lebih berhasil jika didukung dengan lingkungan (KONFIRMASI) atau bisa dikatakan bahwa terjadi persamaan gelombang antara ANDA dan LINGKUNGAN.

Wah, sudah pukul empat lewat empat puluh delapan menit, bentar lagi pulang, asiiik...eh. .. salah...hihihi. ...Koq cepet amat sih...Kan masih banyak hal BARU yang belum selesai saya PELAJARI.... .hehehehe. Selamat Mencoba....Semoga Bermanfaat! NB ; Akan lebih baik jika ANDA menemukan sendiri kata-kata yang cocok dengan Anda sebagai pengganti kata BEKERJA yang bisa memotivasi atau memompa ANDA untuk TETAP SEMANGAT.

Salam POSITIF!
EdySantoso (trainer&motivator)

Pemetik Teh


Para wanita pemetik teh itu sosok teladan paling alami bagi mereka yang ingin belajar bekerja tuntas.

Hamparan hijau perdu-perdu teh itu telah menunggu para wanita pemetiknya. Perkebunan teh ini biasanya terletak di dataran tinggi, di pinggang gunung dengan ketinggian antara 800 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Curah hujan relatif tinggi dengan rata-rata suhu berkisar 18-23 derajat Celcius. Apa arti semua data topografi ini? Data-data itu menunjukkan bahwa perkebunan teh itu selalu di dataran yang terjal, dingin dan kaya akan kabut tebal.


Di tempat seperti inilah para wanita pemetik teh bekerja setiap harinya. Hari usai mentari terbit, pukul enam pagi mereka pergi hingga menjelang azhar. Di pundak merekalah pabrik-pabrik teh meletakkan target produksinya. Pemetik teh itu tulang punggung produksi teh nasional kita. Namun, seperti petani dan juga nelayan, kemapanan ekonomi mereka tak pernah baik. Penghasilan para wanita pemetik teh, yang rata-rata adalah tamatan sekolah dasar, dan yang bekerja sekadar untuk membantu keluarga atau para suami masih bertengger di bawah upah minimal.

Seperti apa pekerjaan mereka sesungguhnya? Sederhana tapi cukup berat! Memetik teh harus memahami seluk beluk pertumbuhan tunas teh dan cara memetik yang benar. Teknik petik yang salah akan berpengaruh terhadap target produksi setiap bulannya. Ambil contoh, area perkebunan seluas 500 hektar, siklus petiknya rata-rata sepuluh hari sekali. Artinya, setiap hari area lahan yang harus dipetik seluas 50 hektar. Target petik seluas itu harus tercapai, jika tidak, risikonya pucuk teh mekar atau menjadi tua, dan kualitas turun. Jika ditunda, wanita pemetik ini harus siap lembur. Pekerja yang sederhana ini tampaknya harus berhadapan dengan deadline. Para pemetik teh ini harus bekerja tuntas, dan deadline itu ternyata bukan cuma milik mereka yang bekerja di kantor berAC.

Tantangan untuk menuntaskan pekerjaan bukan cuma luas area petik. Para wanita ini harus menerobos dinginnya embun dan kabut pagi, dan bekal mereka rata-rata sekeping gula Jawa untuk menangkal rasa lapar dan dahaga selama bekerja. Terlebih saat musim hujan, pemetik harus benar-benar tegar. Jika harus menggunakan pisau petik, dinginnya udara bisa membuat jari-jari teriris tanpa terasa. Mereka harus bekerja di dalam kabut, terpaan angin, dan dengan pakaian basah kuyup, tentu saja ini membuat ngilu tulang belulang mereka. Para pemetik tetap harus mengejar target area petik.

Gangguan lain yang harus dihadapi selama memetik teh adalah ribuan pacet, semacam lintah kecil saat musim hujan; ulat matahari yang gatal dan panas yang biasanya ngendon di tanaman teh yang tua; serbuan lebah serta ulat kaji yang menjijikkan. Tetapi para wanita pemetik teh ini tak surut bekerja, mereka lebih memilih perkebunan teh ketimbang duduk termangu di rumah.

Inilah etos kerja para wanita pemetik teh, sosok teladan paling alami bagi mereka yang ingin belajar bekerja tuntas.

*) Dipetik dari kumpulan tulisan Bp. Jansen H. Sinamo dalam kontempelasi yang berjudul "Dari Pemikat Perkutut sampai Pemenang Nobel."

Monday, June 25, 2007

Pengusaha dan Malaikat



Oleh: Tidak Diketahui

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah
7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam
mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha
yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang
berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam
24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan
meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha
ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum
batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya
si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah
banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari
2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan
persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling
mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang
yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya
mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat
kesembuhanmu. "

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar
besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar
itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak
kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan
air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu
memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak
putus-putus berharap akan kesembuhanmu. "

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "Tuhan,
aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang
baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak
jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya
untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di
hadapanMu.

Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada
kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu
membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti
berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang
kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha
ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang
baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia
baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat
waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan
yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu
10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku,
kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa
buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak
tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu
semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang
baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam
yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak
dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di
kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di
kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu! ! Kau tidak jadi
meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah
yang
47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang
pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan
yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari
popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor
luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran
kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah
melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah
kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti
asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu,
tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu
hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin
saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa
dari orang-orang yang mengasihi dia.

Di saat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru
dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
Source : TCI , Hendry R.


see other article on :
http://djodiismanto.blogspot.com/


Regards,
From nice city of Medan

SIAPAKAH YANG IDEALIS







Ketika Soeharto masih berkuasa untuk mencari kabar kebenaran saja sangatlah sulit didapat, justru kebanyakan orang-orang mendengar dari suara kalangan para idealis yang tentunya saja berseberangan dengan keinginan pemerintah. Suara-suara itu ada di radio-radio berbahasa asing yang dapat dipantau lewat gelombang short wave. Suara-suara kritis, pedas, keras dan ekstrim dapat ditemukan juga melalui tabloid, buletin ataupun majalah-majalah independen yang peredarannya berjalan secara rahasia lewat jaringan bawah tanah baik ditanah air maupun diluar negeri belakangan ditemukan melalui milis di internet.

Suara-suara itu terdengar mempesona mengungkapkan pemutarbalikan fakta yang disajikan melalui media cetak, televisi karena ada tekanan dari pemerintah dan militer kala itu. Orang-orang idealis demikian kita menyebutnya dan mereka-mereka yang bersuara vokal mengkritisi rezim berkuasa begitu menarik dan simpatinya kita melihat mereka. Mereka-mereka datang dari kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi, Aktivis yang memilih beroposisi dengan pemerintah maupun militer saat itu. Dalam perkembangan yang sama orang-orang yang tertindas (
oleh rezim soharto) mendapat banyak perhatian dan simpati dari publik terutama masyarakat kecil sebagai kaum yang tertindas. Ketika reformasi bergulir Soeharto jatuh orang-orang idealis ini menjadi harapan masyarakat sekaligus panutan. Civil-society seolah-olah menjadi surga yang telah tiba didepan mata dan seratus persen lebih kepercayaan masyarakat ditumpahkan kepada kaum idealis. Rakyat di negeri ini sedang bermimpi datangnya masa kegemilangan, kejayaan dengan tumbangnya rezim Soeharto yang dinilai terlalu otoriter kepada rakyatnya.

Berminggu-minggu elemen masyarakat mabuk kepayang atas kemenangan yang semu, terbayanglah oleh mereka para koruptor-koruptor, konglomerat yang meng-emplang uang negara triliunan akan duduk di kursi pesakitan. Terbayanglah dibawah kekuatan sipil ternyata negeri ini bisa maju dan sejahtera. Dan sekali lagi orang-orang idealis mendapat tempat yang terhormat seperti ada yang menduduki di lembaga eksekutif, judikatif dan legislatif, ada pula di partai-partai politik, LSM dan dibidang-bidang lainnya. Rakyat bermimpi idealisme mereka telah membawa perubahan yang besar di negeri ini dan menjadi kearah yang lebih baik dan lebih baik lagi.... benarkah.. itu.???

Kebenaran yang sejati ada pada Tuhan Sang Maha Pencipta manusia itu demikian
pulapula orang-orang idealis yang selama ini kita banggakan tiba-tiba mati suri dalam idealismenya lalu tak bersuara lagi. Dipihak lain ada yang ditangkap karena kasus-kasus ironis yang gencar disoroti sebagai penyalahgunaan wewenang. Kita tidak tahu apakah ini sebuah rekayasa politik atau memang fakta yang ada sebenarnya ?? " dengan kejujuran dan keadilan yang pasti kini impian kita telah tertunda lagi dan jadilah kita tinggal di Republik Mimpi begitu
Orang bijak berkata janganlah menilai seseorang itu bijaksana hanya karena kepandaiannya berkata-kata melainkan buah pikiran serta tingkah lakunya yang harus menjadi tauladan buat orang lain".

Faktanya didepan mata kita kerap terjadi yang menduduki sebagai pengawas dan yang diawasi sama-sama bisa berkolusi. Dilain pihak orang-orang idealis yang duduk di pemerintahan atau di kursi dewan yang terhormat atau lembaga penegak hukum seiring terbitnya matahari banyak
pula yang sudah tidak lagi bersikukuh dalam idealismenya bahkan kelihatan seperti macan ompong. Orang-orang idealis yang dulunya teraniaya kini lupa dengan penderitaannya sendiri dan lupa dengan keinginan rakyatnya, LSM tak semuanya lurus lagi begitu pula demo-demo dijalanan sudah dikenal bisa dibayar. Aaaah... lelah rasanya melihat bangsa ini...siapa lagi yang bisa dapat dipercaya saat sekarang ini ?

Sulitkah kita mendapatkan penilaian terhadap seseorang yang tauladan, jujur, disiplin, bertanggung, visioner, adil dan peduli terhadap negeri yang tercinta ini, apakah karena pikiran, ulah dan tingkah lakunya yang tak sepadan sehingga dengan mudahnya kita dapati orang-orang yang hanya pintar berkata-kata bahkan ketika sudah terbukti secara nyata hukumpun bisa dipermainkan, diperjual belikan....Aaaachh...aku lelah entah kemana lagi kucari pemimpin-pemimpin yang tauladan semoga saja di surga bisa ketemu.


Regards, Eddy Miraddy Medan HRD Club