Pada suatu hari seorang petani miskin telah menemukan sebutir telur emas nan berkilau disarang angsa peliharaannya. Pada mulanya ia berpikir ini pasti semacam tipuan belaka, tetapi ketika ia akan membuangnya, ia berpikir kembali lalu memeriksa kemurnian dari telur tersebut. Ternyata..telur itu emas murni..!!!
Si petani dengan senang hati setiap hari mengumpulkan telur-telur emas dari sarang angsanya. Tidak terasa seiring dengan perjalanan waktu dari hari ke hari iapun menjadi sangat kaya namun dengan bertambahnya kekayaan itu timbul pula niat ketamakan dan ketidak sabarannya untuk menunggu hari demi hari mendapatkan telur emas yang banyak, lalu si petani itu memutuskan untuk membunuh angsa tersebut dengan harapan akan mendapatkan semua telur-telur emas itu secara sekaligus, tetapi apa yang terjadi...!!??
Ketika ia membuka perut angsa itu ternyata tidak ada satupun ditemukannya telur emas dan iapun mengempas-empaskan tangannya ke tanah dengan kesal, kecewa dan menyesal tak karuan karena tidak ada lagi cara untuk mendapatkan telur emas akibat dari si petani membunuh angsa yang selama ini angsa tersebut telah membawa berkah pada dirinya dengan menghasilkan telur-telur emas.
Dalam kisah ini ada sekelumit pesan dan hikmah yang ingin disampaikan sehingga kesalahan itu tidak terulang, tetapi terkadang pada kenyataannya kita sering menekankan pada hasil jangka pendek (telur emas ) dengan mengorbankan manfaat jangka panjang (angsa ).
Dalam prakteknya kita sering lebih mementingkan melakukan sesuatu dengan benar (doing thing right) atau disebut efisiensi dibandingkan dengan melakukan sesuatu yang benar (doing the right thing) atau disebut efektif. Dalam mencapai efisiensi, petani dalam cerita tersebut diatas telah menjadi sangat tidak efektif, karena si petani itu telah menghancurkan kapasitas produksi yaitu angsa yang menghasilkan produk telur emas yang didambakannya.
Best Regards,
Eddy Miraddy ( Medan HRD Club )
Si petani dengan senang hati setiap hari mengumpulkan telur-telur emas dari sarang angsanya. Tidak terasa seiring dengan perjalanan waktu dari hari ke hari iapun menjadi sangat kaya namun dengan bertambahnya kekayaan itu timbul pula niat ketamakan dan ketidak sabarannya untuk menunggu hari demi hari mendapatkan telur emas yang banyak, lalu si petani itu memutuskan untuk membunuh angsa tersebut dengan harapan akan mendapatkan semua telur-telur emas itu secara sekaligus, tetapi apa yang terjadi...!!??
Ketika ia membuka perut angsa itu ternyata tidak ada satupun ditemukannya telur emas dan iapun mengempas-empaskan tangannya ke tanah dengan kesal, kecewa dan menyesal tak karuan karena tidak ada lagi cara untuk mendapatkan telur emas akibat dari si petani membunuh angsa yang selama ini angsa tersebut telah membawa berkah pada dirinya dengan menghasilkan telur-telur emas.
Dalam kisah ini ada sekelumit pesan dan hikmah yang ingin disampaikan sehingga kesalahan itu tidak terulang, tetapi terkadang pada kenyataannya kita sering menekankan pada hasil jangka pendek (telur emas ) dengan mengorbankan manfaat jangka panjang (angsa ).
Dalam prakteknya kita sering lebih mementingkan melakukan sesuatu dengan benar (doing thing right) atau disebut efisiensi dibandingkan dengan melakukan sesuatu yang benar (doing the right thing) atau disebut efektif. Dalam mencapai efisiensi, petani dalam cerita tersebut diatas telah menjadi sangat tidak efektif, karena si petani itu telah menghancurkan kapasitas produksi yaitu angsa yang menghasilkan produk telur emas yang didambakannya.
Best Regards,
Eddy Miraddy ( Medan HRD Club )
No comments:
Post a Comment