Suatu hari, di suatu kafe di kota kecil di Austria, seorang wartawan bernama Jim Collins, mewancarai seorang juara binaraga dunia (Mr. Universe). Wawancara tersebut bukanlah hal yang istimewa bagi seorang juara dunia binaraga, tapi impiannya untuk menjadi "bintang filmbox office", yang membuat Jim tergelitik untuk bertanya. Kenapa? Bukanlah hal yang mudah untuk menjadi bintang film Hollywood apalagi untuk orang luar Amerika.
Kemudian diapun bertanya,
"Bagaimana caranya kamu masuk ke Hollywood dan menjadi bintang film box office?"
Mr. Universe menjawab, sambil menunjukkan otot bisepnya,
"Dengan cara yang serupa, bagaimana aku melatih otot - ototku!" tegasnya.
Apa yang dia impikan menjadi kenyataan. Di tahun 1970 dia memerankan filmnya yang pertama,"Hercules in New York" dan 14 tahun kemudian, melalui filmnya "Terminator", dia berhasil merebut box office.
Siapakah orang itu?
Arnold Swazeneger, Gubernur California ke-38.
Otak kita bekerja seperti layaknya otot. Jika otot dilatih dengan beban, begitu juga otak dilatih dengan "Beban Pikiran" atau masalah. Agar otot kita membesar, kita harus melatihnya tiap hari dan makan makanan yang bergizi serta menyantap suplemen.
Harusnya saat kita mendapat masalah, kita bersyukur karena bisa latihan. Tentu saja tidak boleh over dosis. Nah, disaat masalah tidak ada, kita juga bisa melatihnya dengan menciptakan masalah,atau lebih tepatnya menerima "tantangan".
Setelah tantangan diterima, yang harus kita lakukan adalah makan makanan yang bergizi, untuk mengolah tantangan tersebut.
Makanan bergizinya adalah training, seminar, buku. Untuk menjaga agar semangat berlatih tetap konsisten, sering-seringlah kumpul dengan orang - orang yang berotot(baca:sukses). Begitulah otak dilatih agar "kuat". Sehingga saat kita membutuhkannya atau terjadi masalah, seolah makanan sehari-hari saja.
Analoginya otak kreativitas kita seperti katup yang dikendalikan oleh sebuah saklar dengan pilihan: "bisa" atau "tidak bisa".
Jika kita mengatakan "TIDAK BISA", maka katup akan tertutup, sehingga tak akan ada aliran "solusi".
Sebaliknya jika kita mengatakan "BISA", maka katup tersebut akan terbuka dan "solusi"pun akan mengalir mencari jalan "Bagaimana harus bisa?!".
Enaknya kita bebas memilih arah saklar tersebut. Tapi kenyataannya banyak orang takut memilih saklar "bisa". Alasannya macam-macam, bisa karena pengalaman masa lalu, ketakutan yang tidak beralasan atau malas berfikir.
Sedikit-sedikit udah cepat menyerah. Bukannya mencari solusi, mereka lebih 'lihai' mencari DALIH atau ALASAN untuk pembenaran diam di tempat.
Nah, dalam masyarakat, tukang dalih sering disebut The Loser(pecundang). Sebaliknya orang yang selalu optimis dan menanyakan "Bagaimana harus bisa?!", kemudian dia berupaya untuk mewujudkannya, disebut The Winner (pemenang).
Ada juga tipe ketiga, yang kerjaannya hanya mengamati, tanpa ada action untuk mewujudkannya, dialah The Lover (pecinta).
Sekarang, tinggal mana yang Anda pilih? Jika ingin menjadi The Winner, hadapi masalah dengan senyuman, katakan pada diri sendiri,"Asyik, latihan lagi". Jika tidak ada masalah, ciptakan tantangan-tantangan baru. Dan jangan lupa, selalu katakan,"BAGAIMANA HARUS BISA?!".
DJODI ISMANTO
Mitsubishi Motors - Group Sumatra Berlian
From nice city of Medan
www.djodiismanto.blogspot.com
No comments:
Post a Comment