Myspace Backgrounds

Wednesday, October 31, 2007

Jendral dan Bebek


Seorang jenderal panglima perang beserta sisa pasukannya baru saja kembali dari medan pertempuran. Mereka terlihat sangat kelelahan dan nampak sebagian dari mereka terluka. Perjalanan mereka terhenti di sebuah sungai dan mereka pun beristirahat sejenak melepas lelah sambil mengobati prajurit yang terluka. Saat perjalanan akan dilanjutkan mereka harus menyeberangi sungai itu, air sungai nampak tenang dan membuat sang jenderal mencari-cari lokasi yang dianggapnya tepat untuk menyeberang.

Tak jauh dari tempat itu nampak seorang pengembala bebek, dan sang jenderal bertanya "Hey penggembala bebek, kami harus menyeberang sungai ini, tunjukkan disebelah mana tempat yang aman untuk kami menyeberangi sungai ini?" Si penggembala bebek tergopoh-gopoh berlari mendekati sang jenderal dan segera menunjukkan arah tak jauh dari tempatnya berdiri dimana bebek-bebeknya berada.

Sang jenderal segera menginstruksikan beberapa prajuritnya untuk menaiki kuda masing-masing dan masuk ke sungai ditempat yang ditunjukkan oleh si penggemabal bebek. Namun apa dinyana sesampai ditengah sungai, kuda yang berada di barisan paling depan terperosok dan penunggangnya terjatuh hingga nyaris hanyut terbawa arus sebelum akhirnya tertolong oleh rekan-rekan prajurit lainnya.

Sang jenderal sangat marah dan segera memerintahkan para prajuritnya menangkap si penggembala bebek dan bersiap untuk memenggal kepalanya. "Hey anak muda, sungguh berani sekali kamu menyesatkan kami, hampir saja prajuritku mati gara-gara kamu" si penggembala bebek menangis ketakutan seraya memohon ampun, katanya terbata-bata "Ampun.. ampun.. Tuan.. sungguh saya tidak bermaksud mencelakakan Tuan" Sang jenderal makin geram dan berteriak "Kamu lihat sendiri, arah yang kamu tunjukkan adalah salah, sungai disana sangat dalam dan seekor kuda telah mati gara-gara kamu!"

"Ampun.. Tuan, ampun.. bukankah tadi di tempat itu bebek-bebek saya berenang dengan aman?"

Kali ini sang jenderal tertegun, sejenak berpikir lalu tersadarkan bahwa dirinya telah salah bertanya kepada orang yang tidak tepat. Serta merta dia memerintahkan prajuritnya untuk membebaskan si penggembala bebek itu.

"Jalan yang ditempuh oleh orang lain menuju sukses, belum tentu cocok untuk
kita tempuh juga. Karena setiap orang mempunyai karakteristik yang berbeda
dari orang lain. Jadi tempuhlah jalan menuju kesuksesan anda, seperti yang
sudah Tuhan siapkan untuk anda. Jah blez y'all! "



Haryo Ardito,
Ketua Harian Asosiasi Manajemen Indonesia - DKI Jakarta
Website: www.haryoardito.com

Kualitas Hidup


Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Harry.

Harry yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.

Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu?" tanya sang profesor.
"Oh," kata Harry, "selama perang, saya kira."

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

"Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah, "katanya.
"Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini."


Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas. "Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.


www.ceritakasih.blogspot.com

Kisah Unta Pada Jaman Dahulu


Alkisah pada jaman dahulu kala , sang unta bias berbicara pada manusia.

Pada suatu hari sang unta diajak mengembara oleh majikannya , melintasi gurun gersang yang sangat panas pada siang hari , dan dingin menusuk tulang pada malam hari.

Malam itu , sang unta tidur diluar tenda , sedangkan tidur nyenyak didalam.

Tengah malan , sang unta membangunkan majikannya , dia bilang , “ Tuan saya kedinginan , ijinkanlah saya menitipkan Ujung Kaki saya masuk kedalam tenda “.


Sang majikan tidak keberatan , Ujung Kaki tidak akan mengganggu dia sama sekali.

Satu jam kemudian , sang unta kembali berkata , “ Tuan , saya sangat kedinginan , ijinkanlah Kaki Depan saya berada dalam tenda , agar besok bias berjalan membawa tuan diatas punggung saya”.


“ Benar juga “ piker sang majikan , maka ia kembali memberikan ijinnya.


Satu jam kemudian , sang unta kembali berkata , “ Hidung saya mulai berair , besok saya akan sakit dan tidak bias membawa tuan diatas punggung saya , ijinkanlah Kepala saya berada dalam tenda , saya rasa besok akan kuat kembali”.


Begitulah jam demi jam , hingga akhirnya pada pagi harinya sang unta sedang tidur nyenyak didalam tenda , sedangkan sang majikan menggigil kedinginan diluar tenda.


Dear friends , kita mengenal beberapa “ type “ manusia.


Innovator ,

Hanya 2,5 % dari populasi manusia , cepat mengambil keputusan untuk sesuatu yang baru , termasuk gesit sekali untuk join sesuatu , membeli sesuatu dll.


Early Adopter ,

Populasi 13,5 % manusia , hamper mirip dengan jenis pertama , hanya agak lambat sedikit , pake mikir dulu beberapa saat sebelum memutuskan sesuatu.


Early Majority ,

34 % dari populasi , baru bertindak setelah mendapatkan “ pencerahan “ dua – tiga kali.


Late Majority ,

34 % dari populasi , baru akan bertindak untuk join , bangkit , bergerak , membeli kalau sudah diprospek beberapa kali , dan setelah tertanam kepercayaan dalam hatinya.


Laggard ,

Hanya 16 % dari manusia yang ada , sulit berubah , sangat sulit diajak bergabung , dalam kegiatan yang baru , mengganti barang yang biasa dipakai-nya setelah hamper semua teman / sanak keluarganya mengganti produk lama dengan type baru.


Selama televisinya masih berfungsi , dia mustahil menggantinya dengan televise yang teletext , surround atau layar datar atau digital . . . . . “ masih enak kok “. katanya.


Bukan mustahil jika saat ini masih ada yang memakai computer AT dan WS 6 untuk membantu pekerjaannya , walaupun dia punya uang yang cukup untuk untuk membeli computer 1 Gb dan semua mahluk di bumi ini sudah memakai Microsoft Words.


Kisah sang unta diatas selalu kita ingat , bahwa untuk menawarkan sesuatu kepada calon pelanggan memerlukan suatu perjuangan dan masa “ inkubasi “ , serta kecerdikan.


Banyak salesman , agen asuransi , countersales otomotif , broker rumah serta profesi pemasaran lainnya yang selalu lupa bahwa FOLLOW UP dan CUSTOMER SATISFACTION adalah kunci untuk mencapai keberhasilan.

Tuesday, October 30, 2007

Kartu Kredit

Ijinkan saya untuk bertanya. Apakah teman-teman punya kartu kredit? Saya yakin jawabannya iya. Trus punya berapa? 1, 2, 3, atau lebih?


Di zaman ini kartu kredit bukan barang langka lagi. Di mana-mana
kita bisa menemukan iklan-iklan yang menawarkannya dengan berbagai fasilitas dan keunggulannya masing-masing. Di mal-mal dengan mudah kita ketemu tim sales dengan seragam mentereng dan agresif menawarkan ke pengunjung produk mereka dengan embel-embel: pak, mudah kok prosesnya, cuma perlu KTP aja, he he ... Tak ketinggalan, entah dari mana ada telp yang tiba-tiba mencari kita, trus menawarkan kartu kredit :)


Bagi sebagian orang, salah satu simbol kesuksesan dan kebanggaan adalah memiliki sebanyak mungkin kartu kredit.
Jadi jangan heran kalau dengan mudah kita melihat orang berlomba-lomba memamerkan koleksinya. Makan di restoran: kartu kredit ini keluar. Belanja di supermarket: gesek yang itu. Beli peralatan eletronik: yang lain didayagunakan. Sampai di kalangan mereka ada pameo seperti bunyi sebuah iklan: "hari gini ... tidak punya kartu kredit?"


Namun percaya atau tidak, sindiran tersebut mengena di diri saya, he he. Sampai detik ini saya belum dan tidak pernah punya selembar kartu kredit pun. Ndak tahu kenapa yah, nggak pengen aja. Pikiran saya yang kolot dan ortodox selalu menganggap kalau saya memberanikan diri melangkah untuk memilikinya, itu sama saja menceburkan diri ke sebuah dunia yang selalu dihindari, yaitu dunia utang. Bagi saya lebih aman kalau aku pegang ATM saja. Selain karena sekarang di tempat-tempat belanja sudah menyediakan fasilitas debit, juga dengan ATM saya bisa mengerem diri dari sembarang gesek, yang ujungnya menghindari diri untuk terjerat dalam lingkaran yang istilahnya lingkaran setan he he he ...

Pengalaman teman-teman saya yang pernah terjerat di sana semakin menguatkan argumentasi. Sebut saja A, pernah mempunyai hampir 6 kartu kredit. Sebelum krisis melanda Indonesia, dia memanfaatkan kartunya untuk mengambil barang-barang elektronik, kemudian dijual lagi ke koleganya. Awalnya sih lancar, dalam artian masih untung. Namun memasuki krisis, distribusinya terjun bebas. Akibatnya bisa ditebak, kredit macet he he.


Alhasil mulai berdatanganlah yang namanya debt collector, dari semula menagih dengan lembut berubah menjadi teror mencekam. Mendengar dia menuturkan pengalamannya membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana setiap dia mendengar bunyi telp, jantungnya langsung berdetak kencang. Ketika diangkat, dampratan dengan koleksi kata-kata kebun binatang sampai ancaman harus dia terima. Hidupnya jadi kacau, berantakan, dan hidup dalam ketidakpastian.


Beruntung dia mempunyai saudara, yang menurut istilahnya menjadi juru selamatnya. Tunggakan-tunggakannya ditebus, kartu-kartunya dihancurin, dan diapun kembali ke jalan yang benar he he he ...

Pengalaman teman lain juga sama. Karena kurang cermat dan perhitungan gesek, terjerat juga dalam dunia utang. Dan, lagi-lagi datang sang penyelamat hingga membuatnya insyaf dan lebih berhati-hati lagi dalam menggunakannya.


Terlalu berat sebelah jika saya hanya melihat dari sisi negatif dari kartu kredit. Bagi sebagian orang justru kehadiran kartu kredit sangat membantu mereka. Misalnya temanku yang istrinya mau melahirkan. Awalnya dia berpikir akan lahir normal, jadi dana yang dia siapkan hanya sebatas itu. Namun ceritanya beda karena harus caesar. Alhasil, diapun menggunakan gesekan mautnya untuk menebus istri dan anaknya ha ha ha ...


Jadi intinya adalah sebuah pilihan. Kita memilikinya hanya untuk alasan gengsi, ataukah kita benar-benar membutuhkannya. Ibarat Madu atau Racun , tergantung anda menggunakannya.

* * *

"Hen ... udah apply belum rekomendasiku?"
"Belum. Tidak berminat ..."

"Gaul dong ... masa kartu kredit aja ndak punya. Kayak aku lho ..." kata temanku sambil mengeluarkan dompet.

Aku melirik, dan satu persatu kartunya dikeluarkan. Oh God ... 7 keping.
Hhhh ... aku hanya bisa geleng-geleng kepala ...

Monday, October 29, 2007

Selingkuh


Suatu malam sepulang kerja, seorang eksekutif muda iseng-iseng memeriksa laci tempat istrinya menyimpan pakaian dalam. Dibalik tumpukan bra dan celana dalam, ia menemukan sebuah kantong kain yang didalamnya terdapat 2 biji kacang ijo dan duit sejumlah 100 ribu rupiah. Penasaran, akhirnya sang eksekutif menghampiri istrinya dan bertanya, "Mam, ini bungkusan untuk apa? Kok di dalamnya ada uang sama kacang ijo 2 biji?"

Sang istri, tiba-tiba terisak menirukan tangis bintang sinetron di TV swasta , menjawab, "Pah, (ihik) jangan marah ya (ihik). Aku mau minta maaf dulu sama kamu, tapi kamu janji dulu jangan marah ya.. (ihik..ihik..)" Melihat sang istri menangis tersedu dan tak punya gambaran sama sekali mengenai fungsi bungkusan itu, akhirnya sang suami menjawab sambil pura-pura tegas, "Baik Mam, aku janji nggak akan marah, tapi kamu harus jujur ya!".

Sang istri, masih terisak, berkata, "Begini loh Pah (ihik), kira-kira 3 tahun lalu (ihik), aku mengkhianati perkawinan kita pak (ihik..ihik..), aku .. aku pernah berselingkuh sama laki-laki lain bekas teman sekolahku dulu (ihik..ihik..) .. sama teman kuliahku ... sama teman sekantorku ... juga sama teman kenalan di Cafe" .. (ihik .. ihik) .. Hampir saja si eksekutif muda itu berang mendengarnya, namun karena sudah berjanji untuk tidak marah, akhirnya ia berusaha menahan diri dan bertanya,
"Apa? berselingkuh?! lalu apa hubungannya dengan kacang ijo itu?"

Kepalang basah, si istri yang jalang itu menjawab, "Sebenarnya, (ihik) aku sangat merasa bersalah setiap kali melakukan perselingkuhan itu, Pah (ihik)
tapi aku terpaksa karena Papah selalu pulang larut malam. Jadi untuk setiap laki-laki yang tidur sama aku (ihik), aku simpan sebutir kacang ijo di dalam kantong itu. Maafkan aku, Pah ... (ihik..ihik..)"

Si eksekutif muda itu terdiam sejenak sambil berkata dalam hati, 'Hmm... sialan nih bini gue!, untung kacang ijonya cuma 2 biji... ya udah dimaafin aja deh. Lagian kalo marahan lama-lama, bisa gak kebagian jatah nih ntar malam ..' Akhirnya ia memutuskan untuk memaafkan istrinya dan berkata, "Baiklah Mam, aku maafkan. Oh ya, lalu itu duit 100 ribu dari mana?" "Ooh itu..., Kalau kacang ijonya sudah sampai berkilo-kilo, saya suruh si Inem bawa ke pasar untuk dijual. Nah duitnya hasil penjualan kacang ijo itu."

(Gubrak!) si suami jatuh pingsan.


Source : www.ceritakasih.blogspot.com

Saturday, October 27, 2007

Asyik ada Chatingan Baru bahkan Bisa SMS-an Gratis ke XL


Sekarang muncul fasilitas pengirim pesan selain YM adalagi IM (instant messenger). IM ini bisa mengirim sma/pesan singkat ke xl dari PC secara gratis dengan syarat terhubung ke internet. Seletah saya coba asyik juga. Nah bagi anda yang ingin mengirim sms kepada teman yang memiliki nomor xl sekarang coba deh pasti puas. Klik saja alamat ini http://www.xl.co.id/xl_imD

Thursday, October 25, 2007

Minum Coca Cola Membuat Tulang Membusuk ?


Tembok Besar Cina adalah satu-satunya benda buatan manusia yang bisa dilihat dari luar angkasa.

Anda hanya menggunakan 10 persen dari kemampuan otak anda.

Pernyataan di atas semuanya adalah mitos. Tapi kenapa banyak orang mempercayainya?Saya sedang terpesona dengan sebuah buku terlaris dalam daftar Amazon.com, yaitu Made to Stick: Strategi Agar Gagasan Kita Melekat di Benak Orang Lain, dari penulis Chip Heat & Dan Heat, terbitan Gramedia.


"Kami menulis buku ini untuk membantu anda membuat gagasan anda melekat. Dengan "melekat" maksud kami adalah bahwa gagasan anda dipahami dan diingat, dan memiliki dampak jangka panjang-gagasan tersebut mengubah opini dan perilaku orang yang menerimanya",
demikian jelas penulis.


Chip dan Dan telah melakukan lebih dari empat puluh eksperimen dengan lebih dari 1.700 peserta untuk menguji topik-topik seperti:

  • Mengapa ramalan Nostradamus masih dibaca orang setelah lebih dari 400 tahun?

  • Mengapa Chicken Soup for The Soul itu menginspirasi?

  • Mengapa pengobatan tradisional yang tidak efektif tetap bertahan?

Mereka juga menemukan bahwa banyak gagasan yang sebenarnya brilian dan penting tapi tidak dapat melekat di benak masyarakat.

Menurut penulis, kemampuan untuk mengenali, menciptakan dan menyebarkan gagasan itu penting bagi semua orang. Politikus memerlukannya, guru, pengambil kebijakan, presiden, pemimpin organisasi nirlaba dan tentu saja, pelaku bisnis yang ingin produknya dikenal dan melekat di hati konsumen.

Jared, seorang mahasiswa yang kelebihan berat badan turun berat badannya 90 kg setelah makan sandwich Subway setiap hari.

Cerita itu beredar di kalangan konsumen Subway yang kemudian dikenali dan disebarluaskan oleh manajemen Subway dalam kampanye promosinya.


Southwest Airlines, sebuah perusahaan penerbangan MURAH yang sukses di Amerika pernah menerima komplain dari pelanggannya agar menambahkan salad dalam menunya, ketimbang hanya kacang dan air putih saja.


Herb Kelleher, sang CEO serta merta menolak permintaan itu karena itu akan menambah biaya dan akan mengubah image MURAH bagi perusahaannya.


Apa dampak penolakan ini terhadap citra perusahaannya? Tidak ada sama sekali. Malahan perusahaan tersebut terus bertahan sebagai satu-satunya perusahan penerbangan yang paling menguntungkan di Amerika.


Setelah meneliti ratusan gagasan yang melekat, Chip dan Dan melihat dan menemukan berulang kali bahwa gagasan yang melekat itu memiliki 6 prinsip yang sama:


1. Prinsip Kesederhanaan. Gagasan itu harus sederhana dan mendalam. Fokus pada gagasan inti, buang yang tidak perlu. "Jika anda mengatakan tiga hal, berarti anda tidak mengatakan apa-apa".


2. Prinsip Tak Terduga
. Gagasan itu harus melawan perkiraan orang lain. Gagasan itu harus berlawanan dengan dengan intuisi orang lain. Ingat cerita tentang perampokan ginjal kemarin. " Satu kantong popcorn sama tidak sehatnya dengan makan makanan berlemak selama sehari penuh!" Kejutan emosi itu fungsinya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyebabkan fokus.


3. Prinsip Konkret
. Berbicara secara konkret adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa gagasan kita memiliki makna yang sama bagi setiap orang di antara pendengar kita. Kita harus menjelaskan gagasan kita dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini, banyak komunikasi bisnis yang dilakukan secara keliru. Pernyataan misi, strategi, visi - semuanya sering membingungkan dan menjadi tak bermakna.


4. Prinsip Kredibel.
Gagasan yang melekat harus punya kredibilitas. Orang akan percaya tentang perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat jika disampaikan oleh menteri kesehatan. Bagi mereka yang belum punya kredibilitas itu, bisa menggunakan filosofi "coba sebelum membeli". "Sebelum anda memberikan suara, tanyakan pada diri anda sendiri apakah anda lebih makmur hari ini daripada empat tahun yang lalu", kata Ronald Reagan saat berdebat dengan Jimmy Carter tahun 1980. Karena saat itu Reagan berada dalam posisi yang belum kredibel.

5. Prinsip Emosional. Kita perlu membuat gagasan itu memiliki nilai emosional. Dalam kasus popcorn yang tidak sehat itu, masyarakat dibuat merasa jijik dengan popcorn itu dengan membandingkan bahwa lemak setangkup popcorn itu sama nilainya dengan lemak makanan yang dikumpulkan dalam satu meja!


6. Prinsip Cerita. Bagaimana kita membuat orang-orang bertindak sesuai dengan gagasan kita? Kita menceritakan cerita. Orang-orang suka cerita. Mendengarkan cerita berfungsi sebagai simulator secara mental. Cerita dapat membuat pendengar atau pembacanya menanggapi secara cepat dan efektif.


Semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim

Tuesday, October 23, 2007

Senin , “ Hari Baik “ Untuk Pecat Karyawan



Mau memecat atau mem-PHK karyawan ?
Jangan memecat sembarang waktu , sebagaimana aspek kehidupan lain , perkawinan misalnya.
Memecat karyawanpun harus dicari hari baiknya , dan . . . . . sebaiknya jangan hari Jum’at dan Sabtu.
Mengapa . . . . . ? Inilah pengalaman pribadi saya.


Salah satu tugas atasan yang tidak mengenakan adalah memecat karyawan , tetapi sebagai supervisor anda kadang – kadang harus melakukan tugas ini. Perlukah kiat dalam memecat karyawan ?


Pemutusan hubungan antara Pemilik dan Karyawan selayaknya ditangani secara adil dan mesti ditangani dengan sebaik – baiknya.
Jika tidak hati – hati malah bisa berbalik , menimbulkan masalah bagi perusahaan berupa tuntutan balik dari karyawan dan sebagainya. Apalagi pengalaman saya dari tanah Jawa berhadapan dengan " kultur " karyawan dan dinas plat merah di Sumatra Utara yang rada " aneh ".

Tips berikut berdasarkan “ praktek langsung “ saya , akan menolong teman – teman yang belum pernah memecat karyawannya.


1. Jangan tunjukkan wajah geram.
Pada saat menyampaikan keputusan PHK terhadap seseorang lakukanlah dengan baik – baik.. Jangan memperlihatkan wajah garang atau rasa benci. Walaupun karyawan ini termasuk bandel , kinerjanya rendah , tidak bias diubah , atau tergolong , membebani perusahaan , tetapi putusan PHK tetap harus dilakukan secara adil.

2. Jangan memecat langsung.
Jika seorang karyawan melanggar peraturan yang dampaknya pada PHK , jangan katakan “ pemecatan “ saat itu juga , Katakan saja ia dilarang masuk kantor ( skorsing ) selama 3 hari , sembari sedang diadakan penyelidikan terhadap pelanggarannya.
Jika memang terbukti , putusan PHK harus dilakukan , jika tidak , namanya harus dibersihkan.

3. Berkonsultansi dengan pimpinan.
Bicarakan masalah yang anda hadapi dengan pimpinan , sehingga ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah tahu permasalahannya , apapun keputusan yang harus diambil , pihak – pihak yang terkait dalam perusahaan telah tahu dan membahasnya.

4. Buka Kasus Lama.
Sebelum memutuskan PHK , lihat dulu pengalaman sebelumnya.
Apakah ada pelanggaran serupa yang tidak berlanjut kepada pemecatan.


5. Dokumentasikan setiap hal.
Sebutkan secara jelas , apa , siapa , dimana , mengapa , dst. ( 5 W 2 H questions ).
Beri tanggal dan tanda tngan fakta tersebut , suatu keputusan PHK merupakan akumulasi dari pelbagai pelanggaran yang dibuat sebelumnya. Jika memang sang karyawan sudah “ menabung “ pelbagai macam pelanggaran dan . . . tak termaafkan lagi . . . ya apa boleh buat.


6. Lakukan PHK dengan sikap positif , Jika anda terpaksa harus mem-PHK karyawan , sampaikan empati dan simpati anda , dan berikan motivasi kemungkinan ia bisa mencari kerja ditempat lain.

7. Jika anda memecat pada hari Jum’at atau Sabtu , maka hari Minggu kemungkinan besar sang karyawan akan berkumpul dengan keluarganya dan langsung menceritakan penderitaannya.
Bisa – bisa keluarganya ( anak , istri ) akan menjadi korban frustasinya.
Jika anda memecat pada hari Senin , Selasa sampai Rabu , dia bisa langusng keluar rumah. Syukur – syukur bisa langsung dapat kerja , nah keluarganya aman toh . . . . . .


See other article on :http://djodiismanto.blogspot.com/


Regards,
Djodi Ismanto
Mitsubishi Motors – Group Sumatra Berlian
From nice city of Medan
www.pwsmedan.blogspot.com

Tetap Semangat !


Seringkali situasi berjalan tidak sesuai dengan kehendak atau malah mungkin meninggalkan anda.
Mulai dari promosi terhambat , bonus yang tak kunjung keluar , usulan yang selalu ditolak atau di pending , sampai kepada hal – hal sepele seperti computer rusak , line telepon ngadat dll.

Semua itu bisa jadi mengecewakan anda , namun demikian anda dipersilahkan memilih sikap apapun yang anda mau., namun jangan sampai kehilangan semangat.
Saat anda memilih untuk tetap semangat dan positif , sesungguhnya pilihan itu tak banyak.
Pertahankan semangat anda , meski situasi sulit dan tidak memihak anda.

Percayalah , anda tidak akan sanggup kecewa selama 24 jam terus menerus.
Nanti pada saatnya semangat anda akan menemukan harapan baru.
Tetaplah optimis untuk mengerjakan sesuatu.
Kesulitan ini hanya sementara datang untuk akhirnya pergi , janganlah kehilangan antusiasme dan semangat , karena itulah pegangan yang paling kokoh.

Semangat adalah milik anda yang hakiki .
Bukankah semangat adalah kata lain dari “ Spirit ?”.
Sedangkan “ Spirit “ adalah Roh dan Jiwa Anda.

Ingatlah hukum alam dan kata-kata bijak ini :

Tidak ada “ situasi yang tidak tidak enak “ yang berkesinambungan , namun harus anda ingat juga tidak ada “ situasi enak “ yang abadi.


Djodi Ismanto
From nice city of Medan

Monday, October 22, 2007

Waktu


Betapa hebatnya waktu mengatur kita, mengatur kehidupan kita
Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu.


Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata. Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam.


Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita. Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.

Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan.

Dan semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.


Bagi mereka yang tidak menghargai waktu, maka meraka akan menyia-nyiakan waktu, walau terkdang ada orang yang sangat kekurangan waktu. Dan ketika orang sudah divonis oleh suatu penyakit maka kehidupan orang tersebut menunggu waktu.


Maka hargai lah setiap waktu yang kau miliki, manfaatkan untuk kebaikan etiap waktu yang termiliki.

Kegagalan dan keberhasilan kita juga kita dapat dari cara kita mengatur waktu yang kita miliki, maka manfaatkan lah waktu yang ada saat ini, karena waktu tidak akan pernah bergerak mundur, dari pada menyesal di kemudian,
lebih baik kita memanfaatkan dan menghargai waktu.

Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja


Usai Pemilu 2009 , kegiatan kembali menggeliat , proyek pembangunan infrastruktur mulai bergerak seiring kembalinya kaum urban dari National Holyday Travel alias Mudik.


Di satu sudut pusat kota Medan, seorang wanita bertubuh kurus, dengan senyum jenaka disela – sela pipinya yang tirus , duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Sesegera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli yang telah menunggu sejak tadi segera mengerubungi dan membuatnya sibuk melayani.

Bagi mereka pilihan menu dan rasa bukan soal , yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murahnya.


Hampir – hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah.

Lalu apa untungnya ?


Wanita itu terkekeh menjawabnya , “ Bisa numpang makan dan beli sedikit kopi dan sabun “.

Tapi bukankah dia bisa menaikkan harganya sedikit ?

Sekali lagi ia terkekeh , “ Lalu bagaimana kuli – kuli itu bisa membeli ?” , “ Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka ?”, jawabnya sambil menunjukkan para lelaki yang berlompatan keatas truck Mitsubishi Colt Diesel yang mengantar mereka ketempat bekerja.


Ah, betapa cantiknya , bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja. Orang – orang yang memahami benar kehadiran karyanya untuk orang lain , sebagaimana wanita tua diatas , yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia., adalah tiang penyangga yang menahan langit ini agar tidak runtuh.


Merekalah beludru halus yang membuat jalan hdup yang nampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan menjadi pengobat luka kehidupan.


Bukankah demikian juga tugas kita dalam bekerja dimanapun kita berkarya yang menghadirkan secercah harapan dan kesejahteraan bagi sesama.


lihat artikel lain di http://pwsmedan@blogspot.com


DJODI ISMANTO
Mitsubishi Motors - Group Sumatra Berlian

From nice city of Medan

www.djodiismanto.blogspot.com


Saturday, October 20, 2007

KACAMATA


Hal ini terjadi disuatu daerah yang banyak peternak domba

Disuatu Negara di Eropa.

Pada suatu musim panas yang cukup panjang, kalo di Indonesia

Sih dibilang kemarau kali….

Semua peternak mengeluh karena padang rumput kering sehingga makanan untuk domba-domba mereka sangat kurang, akibatnya domba-dombanya pada kurus kering.

Namun ada satu peternak yang tidak terkena imbas dari musim panas itu… heran donk….

Rombongan peternak itu lalu mendatangi peternak yang dombanya tetap gemuk dan bagus, sambil bertanya apa rahasianya sehingga ternaknya tetap sehat dan bagus dimusim kemarau yang panjang ini.

Tau gak jawaban peternak yang dombanya tetap subur dan gemuk tadi …..

Katanya "Tidak ada yang jadi rahasia hingga domba saya tetap gemuk, mereka tetap makan rumput yang ada Cuma mungkin perbedaannya semua domba saya semua saya kasih kacamata hijau, jadi walaupun sebenarnya rumputnya coklat kepanasan tapi mereka menganggap rumputnya tetap hijau….hehehe.

Moralnya…

Semua orang punya masalah masing-masing, tinggal bagaimana kita melihat dengan kacamata masalah, problem atau kacamata yang lain. Terserah kita mau pakai kacamata apa……This is Your Choice Man.


Sent by Lucas Costan ,
SBM Accounting Head - Medan

Friday, October 19, 2007

SOICHIRO HONDA: Lihat Kegagalan Saya...



Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".


Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang.
Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.


Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia terus bermimpi dan bermimpi...
Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.


Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan jeruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.


Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga.

Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya.

Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda:

Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.


Thursday, October 18, 2007

Kisah Dua Pedagang Permen


Kisah ini pernah cukup populer tetapi saya sendiri tidak ingat lagi di mana untuk pertama kalinya kisah itu saya baca.
Konon, di
suatu jalan di depan sekolahan terdapat dua toko permen.
Keduanya menjual jenis-jenis permen yang persis sama. Tetapi toko yang satu selalu pernuh dengan anak-anak yang berebutan membeli permen. Toko lainnya hampir tidak ada pembelinya.
Para calon salesmen atau SPG disuruh mengamati
mengalami sampai terjadi gejala aneh seperti itu.
Sebagai hasil pengamatan ternyata pemilik toko yang ramai itu sangat pintar aritmatika dalam hal tambah menambah. Sedangkan pemilik toko yang lainnya juga sangat pintar aritmatika tetapi dalam hal kurang mengurang. Pemilik toko permen yang ramai itu selalu mulai menimbang dalam dengan jumputan kecil. Kemudian ia terus menambahkan permennya sehingga dacingnya seimbang. Setelah seimbangpun ia masih menambahkan pula satu dua permen sehingga dacingnya berat ke sebelah permen daripada ke sebelah batu timbangan.
Sebaliknya pemilik toko yang lain selalu mulai dengan sejumputan besar permen. Kemudian ia mengurangi permen itu sedikit demi sedikit sampai akhirnya dacingnya seimbang. Selain daripada itu penjual permen yang murah hati itu juga murah senyum, senang bercanda, sehingga langsung disukai anak-anak. Lawannya seorang yang kikir senyum, bermata curiga dan bermulut kerang.
Ternyata pemilik toko yang satu memahami benar psikologi
anak kecil. Anak-anak itu gembira setiap kali menyaksikan permennya ditambah dan ditambah. Bahkan sudah setimbangpun masih diberi kelebihan pula. Sedangkan lawannya kurang memahami psikologi anak kecil.
Mereka
melihat permen pada awalnya begitu banyak. Tetapi setiap kali dikurangi hati mereka menjadi ciut dan semakin ciut. Walaupun akhirnya dacinnya setimbang tetapi kesan setiap kali permennya dikurangi itu terus membekas di hati anak-anak. Sama sekali tidak ada kegembiraan berbelanja di sana.
Sebaliknya di toko yang lain itu selain sudah seimbang masih diberi tambahan bonus lagi beberapa butir permen.
Bagi saya filosofi pedagang permen yang laris itu bukan sekedar masalah memahami psikologi anak saja. Ia mengajarkan kepada saya bahwa nilai kemurahan hati lebih baik dan sekaligus lebih menguntungkan dibandingkan dengan nilai keadilan yang normatif.
Kapanpun dan di manapun orang lebih menyukai dan menghargai kemurahan
hati dibandingkan dengan keadilan. Hal ini juga berlaku dalam manajemen. Perusahaan yang murah hati dalam ' social benefits ' ternyata lebih dicintai oleh para karyawannya. Mereka mengalami turn over karyawan yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang membayar pas menurut syarat-syarat UMR.
Bahkan seandainya upah nominal resmi mungkin lebih kecil sedikit dengan perusahaan perusahaan lainnya mereka memilih untuk tidak pindah kerja. Ada kelompok perusahaan besar yang memberikan tunjangan kendaraan kepada para karyawannya selepas mereka bekerja sekian (misalnya tiga) tahun. Entah itu berupa mobil, sepeda motor atau sekalipun hanya sekedar sebuah sepeda bagi para karyawannya (tukang sapu, janitor, OB dsb) tetapi ada suatu kepastian.

Kepastian ini yang sangat dihargai oleh para
karyawannya. Kemudian setelah mereka bekerja sekian (misalnya lima atau enam) tahun pasti diberikan tunjangan perumahan. Sekalipun itu merupakan kredit KPR atau RSS atau hanya dalam bentuk kaveling tanah 15 M2 sekalipun.

Yang menarik karyawan
adalah kepastian mendapat tunjangan fisik perumahan itu sendiri. Demikian pula tentunya dengan kepastian fisik lainnya seperti saham kosong, kepemimpinan pada anak perusahaan, dana pensiun, dana ziarah dsb.
Kisah sederhana dua pedagang permen itu juga memberikan inspirasi tentang perang gerilya dalam pemasaran produk. Dalam kasus seperti yang pernah saya alami di mana kami harus bersaing dengan produk impor juga demikian.
Kita mengalami "absolut disadvantages" atau bahasa
sederhananya situasi kalah total. Situasi mentimun lawan durian di pasar. Sama seperti gerilyawan melawan pasukan konvensional, jadi harus pintar-pintar mencari akal bulus dan harus menang cerdik.
Dalam hal ini analogi dengan pedagang permen tadi diibaratkan posisi kuat pesaing itu sebagai batu timbangan. Sedangkan kemampuan kreativitas sendiri sebagai jumputan permen. Kemenangan hanya ditentukan oleh butir permen terakhir yang membuat sisi permen lebih berat dibandingkan dengan sisi batu timbangan.

Karena perusahaan kecil tidak mampu memberikan
service ' serba wah ' (batu besar) kepada para pelanggan maka strateginya harus memperbanyak batu kerikil (atau permen) sehingga piring dacinnya /njomplang.
Dalam "corporate social responsibility" kemenangan ditentukan oleh service kecil terakhir yang diberikan kepada para pelanggan. Entah cuma berupa perbaikan atap sekolah SD di dekat pabrik, memperbaiki jembatan, mengaspal jalan, menambah lampu jalan, mensupply air bersih gratis kepada surau terdekat, dsb.
Intinya sebenarnya sederhana saja. Berikan kepada konsumen service berupa apa yang mereka dambakan dan bukannya apapun yang kita ingin berikan kepada mereka. Dalam pergaulan sosial juga demikian.
Madu yang kita tawarkan bila tidak diinginkan akan dianggap tidak berbeda dengan racun. Sebaliknya bila yang diinginkan hanya sekedar tempe bacem dan sayur asem, maka steak yang kita tawarkan dengan gratis juga akan kurang diapresiasi. God Bless,

Berhenti Mencoba


Suatu saat, seorang peneliti melakukan percobaan dengan ikan untuk mengetahui apakah hewan berdarah dingin tersebut bisa kehilangan kepercayaan.


Sebuah kotak yang tidak terlalu besar diisi air. Kemudian, ditengah kotak tersebut diberi pembatas sebuah kaca bening. Di salah satu sisi dimasukan ikan yang relatif besar dan sangat kelaparan. Sedangkan di sisi lainnya, dimasukan beberapa ekor ikan kecil yang cukup untuk dimakan oleh si ikan besar.


Melihat hadirnya ikan-ikan kecil yang biasa menjadi mangsanya itu, ikan besar langsung menjadi beringas. Dengan penuh semangat ia berenang ke arah ikan-ikan kecil berada. Apa yang terjadi? kita semua sudah dapat menduganya. Setiap kali Ikan besar berenang menghampiri mangsanya, setiap kali itu pula dia menabrak dinding kaca pembatas.

Rasa lapar yang amat sangat memaksanya untuk terus mencoba, sampai akhirnya dia menghentikan usahanya yang sia-sia tersebut. Dan... menyerahlah si Ikan besar.

Percobaan dilanjutkan, kali ini kaca pembatas yang ada di tengah-tengah kotak air tersebut diambil. Sekarang apa yang yang terjadi?

Ajaib! Dengan leluasa ikan-ikan kecil dapat berenang, bahkan sampai mendekati dan menyentuh sirip atau insang ikan besar yang tetap diam dan tak bergerak sedikitpun. Bisa saja sebenarnya si Ikan besar melahap Ikan-ikan kecil, tapi ia diam saja.

Ikan besar telah menyerah, pasrah dengan asumsi bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyantap mangsa walaupun sebenarnya dia mempunyai kesempatan.


Kisah ini ada persamaannya dengan kita saat menjalankan pekerjaan sehari-hari. Banyak orang yang mempunyai kesempatan, namun selalu berpikir bahwa rintangannya terlalu banyak dan tidak mungkin dapat teratasi.

Di sisi lain dia juga tidak berbuat apapun untuk mengatasinya sehingga menghasilkan sikap peduli amat (I don't care), sama seperti Ikan besar dalam cerita di atas yang akhirnya akhirnya menyerah, pasrah.


Manusia pesimistis, seperti si ikan besar, sering membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Banyak hal sebenarnya yang dapat anda lakukan agar pekerjaan menjadi lebih menarik, menantang dan memuaskan. Anda juga dapat menganalisa metode-metode atau teknik-teknik apa yang cocok untuk meningkatkan hasil kerja anda. Sejuta cara dapat kita coba dan lakukan terus untuk mencapai target kita. Jauh lebih memuaskan daripada sekedar mengkritik tanpa sedikitpun melakukan tindakan positif.



Sumber : Anonymous

Saturday, October 13, 2007

Chung Ju-Hyung Part I



Apabila anda belum mengenal sosok ini rasanya cukup beralasan, tapi kalo saya sebut perusahaannya yang merupakan perusahaan otomotif terbesar di Korea tentu anda akan sedikit meraba-raba kira2 perusahaan otomotif tersebut apa?, apakah KIA, atau Hyundai ?, sebenarnya kalaupun anda menjawab KIA ataupun Hyundai sama-sama benar karena memang kedua perusahaan otomitif tersebut dimiliki oleh Chung Ju-Hyung, tapi bukan perusahaan tersebut yang coba saya ceritakan tapi perjalanan seorang Chung Ju-Hyung sebagai pendiri perusahaan tersebut.


Chung Ju-Hyung adalah anak pertama dari 8 bersaudara dari seorang petani miskin pada November 1915 di Asan-Ri, Songjun-Myung daerah pegunungan terletak di sebelah utara korea, walaupun orang tuanya masih keturunan Chung Mong-Ju penyebar ajaran Konfusius terkemuka menjelag akhir era kerajaan korea tapi keadaan ekonomi keluarganya cukup memperihatinkan.Ia pernah belajar selama tiga tahun di sekolah kampung tempat kakeknya menjadi kepala sekolah. Di sini ia harus menghapal ajaran konfusius yang ternyata sangat mempengaruhi hidupnya di kemudian hari dan menjadi falsafah perusahaannya.



Untuk menghidupi keluarganya, orang tua Ju-Hyung bekerja dengan tekun sejak pagi buta hingga larut malam, Ju-Hyung sebagai sulung seperti ayahnya di harapkan mengasuh ke 7 adiknya kelak. Sejak umur 10 th Ju-Hyung kecil harus bangun pukul 4 pagi dan dalam udara dingin haris berjalan 8 Km menuju ladang dan bekerja disana. Ayahnya bertekad menggemblengnya menjadi petani yang tangguh.
Ju-Hyung juga bersekolah hingga tamat SD th 1931, walaupun menurut pengakuannya ia hampir tidak belajar apa-apa di sekolah karena kesibukannya membantu keluarga. Saat bekerja di ladang ia sering bertanya-tanya dalam hati, “Apakah ia mau bertahan setiap hari membanting tulang dengan hasil yang tidak memadai seperti ini ?”, ia harus keluar dari pola kehidupan keluarganya saat ini, begitu tekad yang terpendam di hati Ju-hyung yang memasuki masa remaja ini.Karena tekadnya yang membara inilah ia pernah kabur 4 kali dari rumah untuk merubah nasib keluarganya, Ia terinspirasi oleh kisah bersambung yang di tulis pada hariang dong-a, satu-satunya koran yang bisa di temukan didesanya, karena terpengaruh oleh cerita ini ia bertekad ke Seol untuk belajar ilmu hukum dan menjadi pengacara terkenal, sejak itu ia sering melahap buku-buku tentang hukum yang kelak membantunya dalam meniti karir.


Melalui kegemaran membaca koran inilah impian imajinasi Ju-Hyung semakin liar tentang masa depannya.
Pertama dia kabur dari rumah setelah membaca informasi pada korang Dong-a bahwa pelabuhan sedang di bangun di Chugjhin yang letaknya ratusan kilometer dari tempat tinggalnya, pada satu kesempatan bersama temannya ia kabur dari rumah dan sempat bekerja menjadi kuli pembuat jalan kereta api, tapi baru 2 bulan ayahnya menemukannya dan membawanya pulang, tidak lama sesudah pulang Ju-hyung kabur lagi dari rumahnya tapi terkejar ayahnya di perjalanan.


Dan pada 10 April 1932, di koran ia melihat iklan sekolah akunting. Ia mencuri uang ayahnya 70 Won hasil penjualan sapi dan melarikan diri pada malam hari, sekali ini ia menumpang kereta ke Seoul. Sisa uang yang dibawanya Cuma cukup untuk membayar sekolah, makan, dan podokan.Disekolah akunting ini ia sangat giat belajar, usai belajar di sekolah ia mengurung diri diasarama membaca habis beberapabuku di antaranya riwayat Napoleon, biografi Abraham Lincoln, dan Sam Koh (tiga kerajaan). Tokoh-tokoh dalam buku ini mengilhaminya untuk mencapai kebesaran jiwa. Sialnya potongan iklan sekolah tersebut tercecer di rumah sehingga orang tuanya dapat menemukannya kembali, untuk meluluhkan hati Ju-Hyung yang tidak mau kembali ayahnya menceritakan bahwa keadaan keluarganya di ambang kemiskinan karena ulah Ju-Hyung yang selalu kabur sehingga menghabiskan biaya untuk mencarinya.


Puncak pelarian Ju-hyung terjadi ketika desanya mengalami bencana alam, ia pun pergi ke Seoul bersama temannya yang meskipun temannya berubah pikiran di jalan, Ia tetap pada pendiriannya. Impian untuk sukses menggerakkan jiwanya untuk tidak menyerah dan berani mengadu nasib di pelabuhan Inchon, disana ia menjadi pekerja serabutan, mulai menjadi kuli pelabuhan sampai membawa barang penumpang, karena setelah sekian lama tidak mengalami perubahan nasib ia pindah ke soul dan bekerja sebagai kuli dalam pembangunan Untiversitas Korea, dalam masa ini ia terus berusaha mencari pekerjaan tetap, pernah bekerja di pabrik gula kemudian keluar, hingga akhirnya menjadi pegawai toko pertanian, di toko ini lah dia mulai mendapatkan imbalan yang layak dan ditopang oleh etos kerjanya sehingga banyak memikat pelanggan, sampai kepada kepercayaan yang di berikan Bosnya untuk mengelola toko, dari hasil kerja keras inilah ia mampu membelikan tanah untuk keluarganya di Tongchon, sampai satu saat dia diminta pulang yang teryata orang tuanya menjodohkannya dengan perempuan di kampungnya.


Karena Impian yang begitu kuat untuk sukseslah ia kembali ke Seoul dan mengontrak rumah di lokasi strategis yang menghadap jalan, kemudian ia membuka toko pertanian dengan nama Firma Kyongil, namum baru 2 tahun merintis tokonya jepang meyerbu tiongkok dan untuk keperluan perang, jepang menyita semua hasil pertanian dan menutup tokonya dan iapun kembali ke kampung halamannya.


Sampai disini Ju-Hyung Tidak menyerah, ia kembali ke Seoul dengan membuka bengkel perbaikan kendaraan bermotor. Pada tahun 1940 ia mengambil alih manajemen bengkel “A-do Service”. Untuk keperluan ini ia menghabiskan 5000 won namun baru 5 hari membeli bengkel ini api melahap bengkelnya dan menghabiskan isinya. Tapi baginya api hanya bisa menghabiskan bengkelnya bukan impiannya, tanpa uang sepeserpun akhirnya ia berhtang pada pelanggan lamanya sebesar 3000 won dan kembali membuka bengkel tersebut dengan jumlah pegawai 50 orang, bengkel ini pun tidak berjalan mulus, polisi jepang sering mendatangi bengkelnya karena tidak berizin, namun karena kecerdiaknnya ia dapat bernegosiasi dan memindahkan bengkelnya ke tempat tersembunyi sehingga seolah2 polisi jepang tidak melihantnya.


Sejak saat itu bengkelnya berkembang pesat.Ketika persaingan bengkel semakin ketat Ju-hyung menerapkan strategi pelayanan cepat walaupun hal itu di barengi dengan kenaikan tarif namun pelanggannya malah bertambah karena pelayanan servis yang cepat tersebut. Pada tahun 1941 pukulan kembali datang, imperialis jepang memulai perang pasifik dan mewajibkan semua usaha di rampingkan agar cocok menghadapi perang dan banyak perusahaan korea harus merger dengan perusahaan jepang termasuk “A-do Service”.


Setelah bisnis ini runtuh, dengan uang tabungannya Ju-Hyung membeli 30 Truck dan memulai bisnis transportasi untuk mengangkut hasil pertambangan, namun partner usahanya selalu merongrongnya sehingga terpaksa menjual usahanya seharga 50.000 won, harga tersebut sebenarnya tidak sebanding dengan nilai usahanya pada saat itu.

Ju-hyung kembali ke Seoul dan bersama seorang temannya membeli tanah persis di tengan kota. Ju-Hyung memancangkan papan nama dengan nama Hyundai motor Industri Co dan Hyundai Auto repair works. Pada tahun 1946 pasukan amerika serikat ditempatkan di korea dengan armada kendaraan dalam jumlah besar dan karena hyundai berpengalaman dalam memperbaiki kendaraan, ia pun mendapat kepercayaan dari pelanggan ternasuk kendaraan perang AS.


Untuk membesarkan usahanya ia meminjam kebalai kota dan mendapatkan pinjaman 1 juta won, namun ia penasaran karena ada yang mendapatkan pinjaman 10 juta won, dan ia memperoleh jawaban bahwa perusahaan konstruksi jauh lebih menarik bagi para investor. Merasa tertantang diapun mendirikan Hyundai Civil engineering Co pada tahun 1947.Pada tahun 1950 Ju-Hyung menggabungkan Hyundai Civil Engineering dan Hyundai Motor company menjadi Hyundai Engineering & Construction Co. Ltd yang di kemudian hari menjadi cikal bakal Hyundai Enterprises Group.


Saat Ju-Hyung akan melakukan ekspansi pada bulan juni pecahlah perang korea sehingga Hyundaipun berantakan. Ia dan keluarganya mengungsi dan harus mulai lagi dari bawah. Pada september 1950 Amerika mendarat di Inchon dan seorang adik Ju-Hyung menjadi penterjemah. Pada saat itu amerika menggelar banyak proyek pembangunan dan membutuhkan perusahaan konstruksi yang dapat di percaya, tanpa pikir panjang adik Ju-Hyung merekomendasikan kakaknya kepada amerika sehingga Hyundai Construction mendapatkan proyek pembangunan dok perkapalan inchon yang menjadikan pengalaman dasar untuk memperoleh proyek internasional.Pada tahun 1953 gencatan senjata ditandatangani antara korea utara dan korea selatan. Menghindari masuknya penjajah baru korea bertekad membangun ekonomi berdasarkan kekuatan sendiri sehingga Hyundai mulai menerima tawaran dari dalam negri, namun saat itu inflasi menggila sehingga Ju-hyung mengalami kerugian yang hebat dalam proyek pembanguan Golyong di atas suangai Nakdong.


Menghadapi kerugian ini Ju-Hyung hanya berkata “ Ini bukan kerugian tapi cobaan baru.” Prinsipnya, saat itu yang penting ia berhasil mempertahankan reputasi bisnisnya walaupun untuk membayar hutangnya di butuhkan 20 tahun.
Pada tahun 1957 Hyundai kembali memperoleh kepercayaan untuk memperbaiki pelabuhan Inchon, untuk memenuhi kekurangan peralatan yang cukup besar ia menugaskan teknisinya untuk mencuri pandang ke markas AS dan membuat tiruannya, setelah itu banyak proyek di korea di tangani Hyundai sehingga menjadikan Hyundai satu dari 5 perusahaan konstruksi terkemuka korea.


Pada tahun 1962 pembangunan pabrik semen danyang dimulai dan Ju-Hyung setiap minggu malam selama 2 tahun pasti datang ke pabrik tersebut untuk melakukan supervisi, dan karena ketekunananya pabrik tersebut rampung 6 bulan lebih cepat dari rencana semulai januari 1970, pabrik tersebut berubah menjadi Hyundai Cement Co. Ltd. Karena kemajuan industri di korea dan devisa di batasi sehingga satu-satunya jalan adalah ikut berkompetisi di persaingan internasional, dan parah bagi Ju-Hyung kemenangan tender pertamanya di luar negri tepatnya pembangunan jalan di thailand berakhir dengan kegagalan dan kerugian besar.


Belajar dari kerugian besar saat menggarap perbaikan jembatan Golyong dan pembangunan jalan di thailand, Hyundai berhasil meraup untung dari proyek jalan lain di thailand, proyek markas militer, perumahan di Guam, dan masih banyak lagi, sehingga pada tahun 1968 Hyundai membangun jalan bebas hambatan sepanjang 428 Km dari Seoul ke Pusan, dua tahun sebelumnya tepatnya desember 1966 Hyundai motor Company didirikan, perusahaan dengan produksi 1 juta unit pertahun ini pernah menjadi perusahaan otomitif terbesar di korea namun krisis tahun 1997-1998 membuatnya merosot hebat tp di penhujung 1998 untuk pengembangan industrinya Hyundai membeli KIA Motor Corporation


Regards,
Djodi Ismanto
http://www.djodiismanto.blogspot.com/

William Soeryadjaya: Peletak Dasar Profesionalisme Bisnis


William Soeryadjaya adalah legenda dan ikon bisnis di Indonesia. PT Astra International (Astra Group) adalah warisannya yang terus bertumbuh dan merupakan rintisan beliau dari tahun 1960-an.
Orang yang pernah menempati posisi sebagai orang terkaya nomor dua di Indonesia ini adalah sosok yang disegani dan menjadi panutan para kolega maupun pesaingnya.

Makanya, artikel mengenai profil beliau yang ditulis di Majalah SWA Edisi terakhir ini begitu bernilai sehingga saya harus menyimpan inti sarinya di blog ini agar tidak tercecer.
Ia adalah figur yang besar dan berani. Pemikirannya sangat luas. Misinya ingin menumbuhkan ekonomi bangsa dengan mengurangi jumlah pengangguran.


Menurut Teddy P. Rachmat, keponakannnya, William adalah seorang yang punya idealisme, generous, positive thinking, memberi kepercayaan penuh kepada anak buah, berani mengambil orang-orang pintar, courageous dan memiliki visi ke depan yang kuat.
Ia berani menanggung seluruh kerugian Bank Summa dengan menjual Astra. Padahal yang mengelola Bank Summa adalah anaknya, bukan dia.


Soal pendelegasian, ia memberikan secara penuh kepada anak buahnya. Ia benar-benar lepas tangan. Ia hanya menanyakan hasil, tak pernah ikut soal operasional.
Ia hanya bilang supaya perusahaan terus grow, grow, grow.
Ia selalu mencari orang yang terbaik.
Ia termasuk orang yang progresif. Baginya, tumbuh tidak ada batasan. Ia suka sekali mem-push orang agar berusaha semaksimal mungkin.
Ia memperlakukan karyawan dari atasan hingga level bawahan dengan sangat manusiawi. Tak heran, banyak karyawannya yang loyal.


Karakternya yang paling menonjol adalah pandai bergaul dengan siapa saja. Ia memperlakukan people as human.
William melakukan approach ke manusia lebih dari harta. Dari approach itulah timbul loyalitas.

Dalam pengembangan perusahaan, William sengaja merekrut tenaga profesional muda yang pintar. Syarat pertamanya adalah karakter. Setelah itu mereka dididik dengan pendidikan yang berkesinambungan.
Para profesional itu diminta tidak hanya menguasai bahasa Inggris, tapi juga pintar membaca pasar dan pintar berdagang.


Ia tidak suka KKN, termasuk dalam mengajukan pinjaman bank. Setiap tahun kesejahteraan dan gaji karyawan selalu naik.
"Saya belajar problem solving dari dia", kata Teddy. "Dia mengajarkan supaya hasil tidak disimpan sendiri. Harus dibagi".

Kelemahan William, menurut Teddy adalah lemahnya kontrol dan tidak suka mengurusi sampai detail.
Sebenarnya nilai-nilai Astra merupakan cerminan dai tiga bersaudara pendirinya: William, Benjamin Soeyadjaya dan Tjia Kian Tie. William bertipe progresif. Benjamin yang konservatif berperan sebagai rem di perusahaan.

"William adalah sosok yang sangat menjaga trustibility (kepercayaan). "Apa yang telah ia sepakati dan janjikan, semua ia tuntaskan", kata dr. Rudy, dokter pribadinya.

"Tidak sombong, meski menjadi pengusaha sukses, beliau masih tetap ramah", kata Tutty Hayati Anwar, Bupati Majalengka, daerah asal William.

Di usianya yang menginjak 85 tahun, William tetap aktif membaca sedikitnya 7 koran setiap hari dan selalu menonton saluran TV CNBC.
"Kita harus bisa memberikan contoh yang sebaik-baiknya!", kata William dengan singkat sebagai pesannya kepada pebisnis lain di Indonesia.

Semoga bermanfaat dan bisa kita teladani.
Salam FUUUNtastic!
Wassalam


source : Ronny Y

Thursday, October 11, 2007

Membakar Dosa Korupsi



Kemajuan teknologi multimedia memberikan kemudahan
kepada kita untuk menyimpan data dalam bentuk cakram
padat (compact disc) dan juga mengganti simpanan
data itu dengan data baru yang kita inginkan. Data
lama itu pun lalu terbuang sama sekali dan
digantikan dengan data baru. Proses itu sangat biasa
dikenal dengan istilah burning (membakar).
Ramadan, dalam bahasa Arabnya, terambil dari kata
ramidla・ Kata ini memiliki makna leksikal
membakar・ yang dalam bahasa teknis multimedia
kontemporer disebut dengan istilah burning.


Sesuai dengan kandungan makna di atas,
Ramadan
menyediakan fasilitas kepada kita untuk membakar
buramnya data-data spiritual-keagamaan kita yang
selama ini telah terekam dalam jejak kehidupan kita.


Penyediaan fasilitas itu digambarkan oleh hadits

seperti ini. Bahwa Ramadan itu bagian awalnya
menyediakan fasilitas rahmat, tengahnya adalah
ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api
neraka. Dengan demikian, melalui fasilitas rahmat,
ampunan dan pembebasan, Ramadan menyediakan medium
yang seluas-luasnya kepada kita untuk membakar rekam
jejak spiritual-keagamaan yang masih buram.


Ramadan dan Korupsi
------------ --------- --
Dengan fasilitas pembakaran (burning) data model
Ramadan di atas, pertanyaannya kemudian, masihkah
ada yang tersisa dari data buram kita yang tidak
terbakar dan kemudian tidak merubah kita untuk
menjadi saleh di hadapan ilahi? Jawabannya, jelas
ada. Kesalahan dan dosa sosial tidak bisa dibakar
oleh fasilitas burning model Ramadan. Puasa Ramadan
tidak serta merta membuat buramnya rekam jejak
sosial kita terhapus atau terbakar dengan
sendirinya.

Kesalahan ataupun dosa yang terkait dengan aspek dan
hak-hak kemanusiaan (yang dalam bahasa teknis agama
disebut dengan huququl adami) tidak bisa
diselesaikan melalui mekanisme spiritual yang
berdimensi vertikal dengan Tuhan, seperti puasa
Ramadan. Rekam jejak sosial kita yang buruk tidak
terjangkau oleh mekanisme pembakaran seperti ini
kecuali diselesaikan pula dengan mekanisme sosial
yang sama.

Apa yang dinamakan kesalahan itu berdimensi
pelanggaran atas norma dan hak-hak kemanusiaan.
Contohnya adalah pelanggaran pidana dan perdata.
Bentuk konretnya di antaranya termasuk kriminal.
Sedangkan dosa merupakan akibat spiritual yang
ditimbulkan oleh pelanggaran atas norma dan hak-hak
kemanusiaan tersebut.


Salah satu contoh riil, yang kini banyak

memporakporandakan bangunan peradaban, kebangsaan,
dan kenegaraan Indonesia, adalah korupsi. Praktik
korupsi sangat erat berkaitan dengan pelanggaran
norma dan hak-hak kemanusiaan. Uang rakyat yang
sedikit demi sedikit dikumpulkan untuk kepentingan
pengelolaan negara dan kebajikan publik diembat
untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Sebagai
dampaknya, pengelolaan politik kebijakan publik
diselenggarakan melalui mekanisme transaksi
personal, bukan publik. Ujungnya, rakyat yang
dirugikan oleh praktik semacam ini.


Bangunan peradaban, kebangsaan dan kenegaraan

Indonesia pun goyah dan bahkan runtuh oleh
mengguritanya praktik korupsi. Gurita korupsi ini
membesar dan meluas karena modus operandinya sangat
licin dan berubah-ubah. Karena itu, perang melawan
korupsi, meskipun didengungkan di sana-sini, tidak
serta merta dapat menghentikan praktik culas itu.


Perang melawan korupsi dimunculkan, namun strategi

untuk melakukan korupsi model baru diciptakan oleh
oknum pejabat publik. Hasilnya, perang melawannya
bergerak seiring dengan munculnya praktik korupsi
model baru. Inilah yang dalam perspektif hukum
positif kemudian menjadikan praktik korupsi sebagai
kejahatan luar biasa (extraordinary crime).

Rekam jejak korupsi tidak bisa dihapus dan dibakar
oleh mekanisme spiritual seperti puasa Ramadan.
Mengapa begitu? Karena, korupsi tidak saja melanggar
ketentuan dan hak-hak ilahi (huquq Allah) menyangkut
prinsip kejujuran dan integritas pribadi. Namun,
juga menerabas ketentuan publik dan hak-hak
kemanusiaan (huququl adami). Karena itu, praktik
culas korupsi tidak saja berdimensi dosa tapi juga
kejahatan.

Dalam kaitan ini, sungguh naif kalau upaya dan
teriakan untuk menegakkan aturan atas jabatan publik
dianggap sebagai mengumbar dosa seseorang ke publik.
Penolakan Ketua MA, Bagir Manan, untuk
menginformasikan sanksi atas hakim-hakim nakal
dengan alasan dosa ngomongin kesalahan orang
(seperti yang dilansir sebuah media cetak nasional
26/08/2007) adalah sebuah kepandiran spiritual dan
sekaligus politik.


Dalam urusan penyelenggaraan jabatan publik,

kesalahan dan penyalahgunaan kewenangan bukan
menjadi wilayah pribadi. Tapi, sudah menjadi wilayah
publik. Dan, karena itu, salah besar penyalahgunaan
kewenangan jabatan publik disamakan dengan privasi
yang tidak boleh diketahui publik. Pun, sungguh
sebuah kepandiran yang telanjang bulat jika teriakan
atas penegakan aturan dan sanksi hukum atas praktik
penyalahgunaan kewenangan (baca: korupsi) dinilai
dosa karena dianggap membicarakan kesalahan orang.

Paradoks Keberagamaan
------------ --------- -----
Ramadan tiap tahun kita alami, tetapi tidak
memberikan efek yang kuat bagi penciptaan kehidupan
publik kita. Buktinya, kecenderungan praktik
keagamaan dan praktik publik kita masyarakat
Indonesia memunculkan paradoks yang besar. Tiap kali
datang Ramadan, tiap kali pula diikuti dengan
peningkatan amal spiritual. Bahkan, ekspresi
spiritualitas itu tampak lebih tinggi dibanding pada
bulan-bulan yang lain. Tapi toh ironis sekali,
praktik penyelenggaraan jabatan publik kita masih
berputar-putar pada kepentingan yang koruptif.
Identitas simbolik keislaman kita juga makin menguat
dalam manifestasi Islam publik. Lihat saja,
menguatnya kecenderungan orang untuk mengenakan
jilbab bisa kita temui hampir di setiap sudut
kehidupan. Konsumsi orang terhadap produk-produk
yang menjual simbol-simbol Islam semakin laku di
pasaran.


Sementara itu, praktik korupsi masih saja menempati

rangking pertama dalam skala kejahatan besar dalam
penyelenggaraan jabatan publik kita.
Jangan pernah beranggapan bahwa kita akan terlepas
dari kesalahan dan dosa jika uang yang kita peroleh
dari hasil culas, semisal korupsi, kita gunakan
untuk beribadah. Sesuai dengan esensi Ramadan
seperti dijelaskan di atas, berpuasa dengan uang
hasil korupsi tidak bisa menghapus rekam jejak
sosial kita yang negatif. Pun, sebagai contoh lain,
berhaji dengan uang hasil korupsi tidak akan merubah
apa-apa atas rekam jejak sosial kita yang buram.


Ramadan
tidak diciptakan untuk memiliki kapasitas
membakar rekam jejak sosial kita yang buruk. Ramadan
hanya menyediakan fasilitas untuk membakar rekam
jejak spiritual kita dalam kaitannya dengan Tuhan.
Sesuai dengan penjelasan profetik tentang
penghapusan kesalahan dan dosa yang terkait dengan
haqqul adami, mekanisme yang harus dilakukan untuk
menghapus buramnya rekam jejak sosial korupsi itu
adalah melalui pertobatan sosial, yang bentuknya
sudah barang tentu mengikuti ketentuan publik yang
diselenggarakan oleh negara.


Sungguh menawan untuk direnungkan pernyataan Anwar

Ibrahim, tokoh Muslim Malaysia (Tempo, 27 Agustus -
02 September 2007): Bagaimana kita menyebut Islam
jika korupsi merajalela.Semangat Islam telah
dikotori oleh praktik culas korupsi oleh pemeluknya.
Dan, Ramadan tidak memiliki kapasitas untuk bisa
membakar rekam jejak korupsi.


Oleh: Akh. Muzakki
Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya,
Kandidat PhD di University of Queensland, Australia