Seorang pemuda yang telah lama membujang akhirnya memutuskan untuk menikah dan segera mempunyai anak.
Katanya,
"Apalah artinya aku bekerja setiap hari,
bila tak tahu kepada siapa aku harus membelanjakan upah yang kuterima?"
Apakah artinya upah bagi anda? Setiap sen upah yang anda terima adalah wujud hasil kerja dan kekuatan diri anda.
Upah adalah sebentuk baru dari energi kekuatan yang mengalir melalui setiap tetes keringat anda.
Energi itu sebelumnya telah mengarungi lautan komis, sinar matahari, gelombang ombak samudra bahkan
dedaunan hijau. Kini ia singgah di genggaman anda.
Namun, anda takkan dapat menghentikan perjalanannya. Ia harus terus melaju ke manapun ia akan mengalir.
Energi adalah aliran abadi alam raya. Itulah mengapa anda selalu berkeinginan membelanjakan upah anda.
Namun, bukan sekedar menghamburkannya, anda harus menjadi tempat persinggahan terbaik bagi energi itu. Anda bisa tunjukkan jalan kemana energi itu menuju.
Berikan kepada mereka yang anda cintai dengan setulus hati demi kebaikan hidup ini. Di sanalah anda temukan makna dalam setiap keping upah yang anda terima. (Editor)
Monday, June 23, 2008
Arti Sekeping Upah
Posted by DJODI ISMANTO at 23.6.08 1 comments
Category Article
Kisah Delapan Mata Angin
Ada seorang murid yang sudah bertahun-tahun belajar ilmu kebijakan dari seorang guru di sebuah pulau terpencil. Kini ia merasa telah cukup ilmu dan berniat untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat di seberang pulau.
Singkat kata, ia pamit pada sang guru dan meninggalkan pulau terpencil tersebut.
Beberapa lama kemudian ia mendirikan sebuah perguruan dan memiliki banyak murid pula. Teringat ia pada sang guru, ia ingin menunjukkan hasil pengabdiannya selama ini. Ia lalu menulis sebuah kitab yang berisi ajaran-ajaran kebijakan.
Kitab itu diberi judul "Kitab Delapan Mata Angin" karena bila orang mengamalkan isi kitab itu maka ia akan tetap tegar dalam kebenaran meski didera angin badai dari delapan penjuru mata angin.
Ia mengutus seorang muridnya untuk mengantarkan kitab itu pada gurunya di
seberang pulau.
Sang guru , si Kabayan menerima kiriman "Kitab Delapan Mata Angin" dengan suka cita.
Namun, setelah membaca isinya, tanpa terduga-duga beliau mencorat-coret sampul kitab itu dengan tulisan "Kamu tak lebih dari angin kentut belaka".
Sang guru mengembalikan kitab itu.
Betapa terkejutnya si murid ketika menerima dan membaca tulisan sang guru. Mukanya merah padam. Ia memutuskan untuk menemui gurunya dan meminta
penjelasan apa maksud tulisan itu. Bergegas ia melepas tali perahu dan mendayung sendiri menemui gurunya.
Sesampai di sana, ia langsung bertanya pada gurunya,
"Apa maksud guru menulis kata-kata kotor seperti ini?"
Jawab sang guru dengan kalem,
"Lho... katanya kamu mampu bertahan dari
gempuran angin badai yang datang dari delapan penjuru mata angin. tapi,
mengapa, hanya dengan tiupan angin kentut saja, sudah membuatmu terpental
dari seberang sana ke pulau terpencil ini, heh..?
Mendengar jawaban gurunya, ia langsung menyesali kesalahannya.
Renungan ...!
Setinggi apa pun kebijakan yang terucap di bibir atau tertulis di
buku tak lebih berarti daripada yang terpatri dalam hati.
Posted by DJODI ISMANTO at 23.6.08 1 comments
Category Inspirasi
Saturday, June 21, 2008
Mohon Maaf
Karena adanya gangguan teknis saat akses ke blogspot , maka dalam beberapa hari ini posting artikel menjadi terhambat.
Untuk itu kami mohon maaf
Djodi Ismanto
Posted by DJODI ISMANTO at 21.6.08 0 comments
Category Article
Monday, June 16, 2008
Panjangkan garismu!
Posted by DJODI ISMANTO at 16.6.08 0 comments
Category Inspiration
Saturday, June 14, 2008
Apa yang Kita Sombongkan?
Posted by DJODI ISMANTO at 14.6.08 1 comments
Category Inspiration
Friday, June 13, 2008
Darimana Asal Anda ?
Posted by DJODI ISMANTO at 13.6.08 0 comments
Category Inspiration
Balon Hitam
Posted by DJODI ISMANTO at 13.6.08 0 comments
Category Inspiration
Thursday, June 12, 2008
Lompatan Paus
Bahkan tidak tanggung - tanggung , sang Kepala Cabang pun diundang langsung ke kantor pusat untuk menerima langsung reward dari para petinggi dengan disaksikan seluruh karyawan pada kesempatan upacara bendera.
Posted by DJODI ISMANTO at 12.6.08 0 comments
Category Inspiration
Kisah seorang guru dan dua muridnya
Posted by DJODI ISMANTO at 12.6.08 0 comments
Category Inspiration
Wednesday, June 11, 2008
Empat Obat Mujarab
Posted by DJODI ISMANTO at 11.6.08 0 comments
Category Inspiration
Tuesday, June 10, 2008
Kerikil Hitam dan Kerikil Putih
Posted by DJODI ISMANTO at 10.6.08 0 comments
Category Inspiration
10 Kegagalan Seorang Pemimpin
Posted by DJODI ISMANTO at 10.6.08 0 comments
Category Inspiration
Semua Butuh Proses
Posted by DJODI ISMANTO at 10.6.08 0 comments
Category Inspiration
Monday, June 9, 2008
Anda " Orang Yang Terhormat "
Posted by DJODI ISMANTO at 9.6.08 0 comments
Category Inspiration
Saturday, June 7, 2008
Segelas Air . . . . . .
Posted by DJODI ISMANTO at 7.6.08 0 comments
Category Motivation
Carilah Ilmu Sederhana
Posted by DJODI ISMANTO at 7.6.08 0 comments
Category Inspiration
Untuk saudaraku ANKBB dan FPI . . . . . .
Selalu dibutuhkan setidaknya dua orang untuk memulai sebuah perselisihan kecil.
Posted by DJODI ISMANTO at 7.6.08 0 comments
Category Inspiration
TIPS AGAR TIDAK MENJATUHKAN MOTIVASI KARYAWAN
Posted by DJODI ISMANTO at 7.6.08 0 comments
Category Inspiration
Friday, June 6, 2008
Badut Pembawa Berita
Suatu ketika di hutan pinggiran suatu dusun, sebuah rombongan sirkus menggelar tendanya dan mempersiapkan pertunjukan.
Suatu hari, tepat sebelum suatu pertunjukan dimulai, entah bagaimana terjadi kebakaran di semak2 di pinggir perkemahan sirkus tersebut. Angin bertiup dengan kencang ke arah dusun. Angin yang kencang juga membesarkan kobaran api dengan cepat.Kata pemilik sirkus, harus ada seseorang yang memperingati masyarakat dusun tersebut tentang kebakaran hutan ini.
Kalau api mencapai dusun, maka akan jatuh korban harta benda yang besar.
Seorang badut, masih lengkap dengan pakaian dan make-up badutnya ( karena bersiap untuk pertunjukan ) segera berlari menyambar sepeda hias yang seharusnya dipakai dalam pertunjukan.
Tanpa membuang waktu, badut tersebut mengayuh sepedanya secepat mungkin menuju dusun tersebut.Beruntung dusun tersebut terletak di dataran yang lebih rendah, sehingga si badut dapat mencapai dusun tersebut sebelum api yang berkobar mencapai dusun.
Si badut berteriak2 dengan lantang sambil bersepeda berkeliling alun-alun, 'kebakaran hutan!!! Cepat selamatkan diri dan keluarga kalian!!!'
Namun masyarakat dusun yang melihat dan mendengar teriakan si badut tersebut malah berkerumun dan menertawakan si badut yang berpakaian dan beraut wajah lucu. Mereka menonton badut tersebut sambil bertepuk tangan.
Akhirnya kobaran api pun mencapai dusun tersebut, dan menyebabkan kebakaran besar. Teriakan histeris dan panik mewarnai usaha masyarakat dusun untuk melarikan diri. Korban jiwa dan harta benda tak dapat dielakkan.
Si badut mengayuh kembali sepedanya ke perkemahan sirkus dengan sedih karena peringatannya tidak didengarkan.
Renungan :
Seringkali kita menganggap 'pembawa berita' lebih penting daripada isi dari berita yang dibawa itu sendiri. Artinya dalam mendengarkan saran, nasihat, atau kritikan, kita kerap menilai si 'pembawa berita', bukan isi dari berita tersebut.
Contoh:
Seorang yang sombong apabila ditegur oleh temannya akan menyebabkan pertengkaran. Lain cerita apabia ia ditegur oleh gurunya atau orang yang dihormatinya, walaupun isi tegurannya kira2 sama.Mengapa harus demikian?
Bukankah 1kg emas yang dibawa orang kaya dan 1kg emas yang dibawa pengemis sama berharganya (sama-sama emas)?
Tidak bisakah kita menerima saran, nasihat, atau kritikan yang bagus tanpa memandang siapa yang menyampaikannya pada kita?
Seberapa sering kita melewatkan kesempatan akibat mengabaikan berita penting yang dibawa oleh orang yang 'kurang penting'?
Djodi
Posted by DJODI ISMANTO at 6.6.08 0 comments
Category Inspiration
Reputasi
Posted by DJODI ISMANTO at 6.6.08 0 comments
Category Inspiration