Seorang teman dekat di perusahaan consumer good terbesar di Indonesia yang saya telpon siang ini , mengeluh dengan konflik internal yang terjadi di perusahaannya.
Gara - gara konflik tersebut dia harus keluar dari perusahaannya yang dicintaiinya tersebut beberapa tahun lalu , padahal dalam kasus tersbut dia tidak terlibat dalam suatu kesalahan.
Sebagai akibatnya , dia menjadi pengangguran untuk beberapa lama , hubungan dengan beberapa teman dan atasannya menjadi " kurang harmonis ".
Saat saya tanya bagaimana keadaannya sekarang , dari nada suara nya terdengar nuansa kegembiraan , bahkan dengan semangat dia bercerita tentang hobby dan kegemarannya memancing yang sekarang menjadi sumber keuangannya melebihi dari tempat kerjanya yang dibubarkan dahulu
Namun tentu kita tidak membahas musibah teman saya ini lebih dalam , yang penting adalah bagaimana kita bersikap terhadap musibah apapun itu bentuknya.
Musibah adalah rahmat bagi orang yang berpikir dengan hati. Hanya saja cara penyampaian rahmat tersebut yang kadang manusia tidak bisa memahami dan menerimanya.Allah SWT memberi ‘kado’ untuk kita, namun kadang kita tidak menyukai bungkus dari kado / hadiah itu.
Anda mau menolak kado / hadiah berisi mutiara yang dibungkus kertas lusuh?
Atau anda mau menerima kado berisi sampah yang dibungkus kertas kado yang indah dan diberi pita?
Atau anda mau menerima kado berisi sampah yang dibungkus kertas kado yang indah dan diberi pita?
Ada dua kemungkinan yang dapat diambil dari suatu musibah.
Sebagai hukuman atau sebagai ujian.
Sebagai hukuman atau sebagai ujian.
Renungkan dan ingat-ingat apa yang sudah kita perbuat pada masa lalu dan semoga akan ditemukan apa sebabnya.
Besi yang terus menerus terkontaminasi kotoran tanpa pernah dibersihkan secara berkala, besi tersebut akan berkarat. Jika karat itu sudah membatu maka tidak ada yang bisa dilakukan kecuali membuang besi itu ke sampah. Apakah anda ingin dibuang sia-sia oleh pencipta anda sekalian?Jika musibah itu adalah ujian, maka bergembiralah. Seorang murid tidak akan naik kelas sebelum dia melewati tes/ujian akhir semester.
Dalam Al Qur’an pun tentang musibah dan cobaan ini , disinggung pada Surah Al-Baqarah ayat 286“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. “
Melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga ada batasnya, namun melihat dengan hati hasilnya unlimited alias tak terbatas.
Selalu berpikir positif atas segala yang telah menimpa, maka Allah SWT akan memberikan mutiara hidup kepada anda.
Ada kata-kata bijak dari Norman Vincent Peale yang patut anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan,'
'Apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada anda?
“Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak? . . . . . .Tidak!
Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.''
Pernyataan di atas bukan sekedar kata-kata indah untuk menghibur anda yang dan sedang kalut menghadapi suatu masalah.Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir.
Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya.
Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, ... ''Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya. ''
No comments:
Post a Comment