Seorang bijak berkata, bahwa manusia memiliki satu sayap, sehingga untuk bisa terbang diperlukan sayap yang satu lagi. Gimana memperoleh sayap yang satu lagi ?
Caranya adalah dengan memberikan pelayanan kepada orang lain.
Pelayanan ?
Tentunya bukannya berarti melayani dalam arti negatif, seperti halnya melayani hanya ketika dibayar dengan sejumlah uang - umumnya pelayanan di negeri ini seperti itu -.
Tapi melayani dengan standar yang sama kepada setiap, bagaimanapun sikapnya kepada kita. Tidak ringan, tapi itulah syarat menjadi manusia proaktif, bring his on weather, tidak terpengaruhi cuaca yang dibawa temannya atau cuaca yang disajikan alam ini.
Salah satu hal yang selalu muncul dalam hukum pelayanan adalah ketidakpastian sikap dari objek yang kita layani, di lain pihak kita harus melayani dengan cara yang sama.
Kepada customer kita yang ngotot, marah-marah dan menjengkelkan; tidak disebut melayani jika kita tidak memberikan senyum manis kita, sikap bersahabat jika dan uluran tangan kita, seperti yang kita berikan kepada pelanggan yang memuja kita.
Dan hal ini, akan memberi nutrisi untuk pikiran kita , bahwa dalam hidup ini selalu ada yang baik, yang tidak akan terlihat baik jika tidak ada yang buruk; selalu ada yang cantik, yang tidak akan terlihat cantik jika tidak ada yang kurang cantik; selalu ada yang pura-pura powerful , yang tidak akan pura-pura powerful jika tidak ada yang powerful, etc.
Melatih pikiran tentang dua situasi ini, akan menumbuhkan kedewasaan berpikir yang luar biasa.
Nah, bukan hanya service, service, dan service kepada sesesama manusia, hewan, tumbuhan dan alam ini yang patut kita lakukan.
Tapi juga service, service dan service kepada pikiran kita, sebagaimana yang dilakukan orang-orang besar, seperti Nabi Muhammad SAW , Mahatma Gandhi, dan Bunda Teresa dll.
Mereka sukses, karena pelukan mereka sangat erat kepada ketidakpastian dan sisi gelap kehidupan ini.
Djodi Ismanto
eks Auto 2000 Custoner Care
No comments:
Post a Comment