Ada banyak WARNA di luar, tapi mengapa kita lebih menyukai salah satu di antaranya.
Berjenis-jenis makanan tersaji di restoran, tapi mengapa kita hanya memesan yang kita sukai. Banyak jalur alternatif akses menuju kantor, tapi mengapa kita selalu memilih jalan yang sama setiap harinya.
Berjenis-jenis makanan tersaji di restoran, tapi mengapa kita hanya memesan yang kita sukai. Banyak jalur alternatif akses menuju kantor, tapi mengapa kita selalu memilih jalan yang sama setiap harinya.
Sahabat, kadang kita berpikir, apa yang membuat kita seperti kita saat ini.
Dengan selera makanan, warna favorit, model rambut, bahkan sikap dan gaya bicara seperti apa yang ada pada kita sekarang. Termasuk cara berpikir, motivasi hidup, kecakapan, dan intuisi.
Jika kita mau merunut ke belakang saat awal-awal kemunculan kita di dunia, ada banyak hal yang membuat kita menjadi seperti sekarang.
Ibarat, mengapa tempe yang saya goreng rasanya seperti ini?
Coba kita tengok awal mula terbentuknya tempe yang telah kita goreng tersebut.
Berasal dari jenis kedelai apa, bagaimana cara menanamnya, siapa yang membuat, dengan cara apa ia membuat, siapa yang menjual, berapa lama disimpan, sampai bagaimana tempe tersebut digoreng hingga disajikan.
Berasal dari jenis kedelai apa, bagaimana cara menanamnya, siapa yang membuat, dengan cara apa ia membuat, siapa yang menjual, berapa lama disimpan, sampai bagaimana tempe tersebut digoreng hingga disajikan.
Beragam pertanyaan yang masing-masing mempunyai alternatif jawaban yang beragam pula. Tapi mengapa akhirnya kita memilih salah satu dari alternatif yang ada, sehingga out put yang dihasilkan seperti yang kita rasakan sekarang.
Sepotong tempe yang renyah di luar, namun lembut di dalam.
Begitu juga dengan apa yang terjadi pada kita sekarang.
Kita telah memilih salah satu di antara berbagai alternatif yang selalu ditawarkan di sepanjang kehidupan kita.
Meski ada fase di mana pilihan itu bukan kita yang menentukan.
Mungkin orang tua, atau orang lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap kita.
Tapi tetap saja kita sendiri lah yang akan merasakan hasilnya.
Pilihan-pilihan yang ditentukan oleh orang lain itu di antaranya.
Pilihan-pilihan yang ditentukan oleh orang lain itu di antaranya.
1. Bagaimana cara orang tua kita menyambut momen kelahiran kita? (mengiringi dengan tilawah, mengiringi dengan musik klasik, atau cuek)
2. Bagaimana orang tua kita membesarkan kita? (disiplin, moderat, masa bodoh)
3. Kemana kita disekolahkan? (apa pun asal mahal, apa pun asal favorit, apa pun asal islami )
4. Dengan siapa kita dinikahkan? (terserah kita, mereka yang mencarikan)
5. dll
5. dll
Sedangkan pilihan-pilihan yang kita tentukan sendiri di antaranya.
1. Dengan siapa kita bergaul?(siapapun, hanya yang cocok dengan kita, seaqidah, atau..)
1. Dengan siapa kita bergaul?(siapapun, hanya yang cocok dengan kita, seaqidah, atau..)
2. Model pergaulan seperti apa yang kita pilih (bebas tapi sopan, bebas tapi islami, bebas sebebasnya)
3. Makanan seperti apa yang kita makan? (asal enak, asal gratis, asal bikin kenyang, atau asal halal)
4. Bagaimana kita mengelola keuangan? (pelit, konservatif, suka foya-foya, moderat, atau...)
5. Bagaimana respon kita terhadap masalah? (menghindar, penuh emosi, berani menghadapi, atau..)
6. dll
6. dll
Pilihan-pilihan itulah yang ikut membentuk kita seperti kita sekarang ini.
Sekecil apapun, sesepele apapun, secara langsung maupun tidak langsung, pilihan yang kita ambil ikut andil dalam pembentukan karakter, perspektif, dan sikap yang dilahirkan.
Sekecil apapun, sesepele apapun, secara langsung maupun tidak langsung, pilihan yang kita ambil ikut andil dalam pembentukan karakter, perspektif, dan sikap yang dilahirkan.
Maka berhati-hatilah dalam setiap keputusan yang kita ambil. Meski sepele, hasilnya akan sangat terasa di kemudian hari.
Ibarat sebatang anak panah yang kita arahkan menuju sasaran yang jauh di depan kita. Sedikit saja kita melenceng (meski hanya 5 derajat). Pergerakan panah akan meleset jauh berpuluh-puluh derajat dari sasaran.
No comments:
Post a Comment