Dua kendaraan, truk besar Mitsubishi Fuso dan becak ringkih, bertemu di sebuah puncak jembatan sempit.
Harus ada yang mau mundur ke ujung jembatan.
Bila tidak, jangan harap mereka bisa melintas.
Bila tidak, jangan harap mereka bisa melintas.
Supir truk minta pengayuh becak mau mengalah.
Lebih mudah bagi becak kecil untuk mundur.
Lebih mudah bagi becak kecil untuk mundur.
"Tapi, aku harus kepayahan mendaki jembatan ini lagi !" tolak pengayuh becak.
Sebaliknya, ia malah menyuruh supir mau memundurkan truknya. Bukankah, tak ada kesulitan bagi tenaga mesin untuk bergerak?.
"Tentu saja, tetapi sulit bagiku untuk memundurkan kendaraan sebesar ini !" Supir truk bersikeras.
"Tentu saja, tetapi sulit bagiku untuk memundurkan kendaraan sebesar ini !" Supir truk bersikeras.
Menurut anda,siapakah yang harus mengalah?
Yang kuat?
Atau, yang lemah?
Yang kuat?
Atau, yang lemah?
Bicara soal mengalah, bukan bicara siapa yang kuat atau lemah.
Namun, siapa yang berkenan memenangkan hati dan pikirannya dari keinginan untuk mengalahkan orang lain.
Mengalah tak selalu lemah dan kalah.
Lebih sering mengalah membutuhkan ketegaran dan kekuatan jiwa.
Namun, siapa yang berkenan memenangkan hati dan pikirannya dari keinginan untuk mengalahkan orang lain.
Mengalah tak selalu lemah dan kalah.
Lebih sering mengalah membutuhkan ketegaran dan kekuatan jiwa.
No comments:
Post a Comment