Myspace Backgrounds

Friday, September 21, 2007

Berfikirlah 1000 Kali Bila Hendak Membeli Mobil Dengan Cara Kredit


Kalau saya tidak salah kutip dari suatu tulisan di majalah bisnis terkemuka di tanah air, sekitar 75% masyarakat Indonesia membeli mobil dengan cara kredit. Baik melalui bank atau pun lembaga pembiayaan (leasing) lainnya.

Tentu saja ini merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi pihak pembiayaan/bank di satu sisi dan bagi konsumen/pembeli dengan membeli mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit mereka dengan hanya menyiapkan sekitar 10%-30% uang muka sudah dapat memiliki sebuah mobil. Tetapi sadarkah kita bahwa di balik mudahnya memiliki sebuah mobil dengan cara kredit tersebut, ternyata kita harus membayar cost yang teramat mahal. Saya akan beberkan di bawah ini perhitungan dan penjelasannya secara lengkap.


Pemahaman Konsumen yang Tidak Lengkap

Perhatikanlah, selama ini apabila kita ingin membeli mobil dengan cara kredit, pertimbangan dan persiapan utama kita adalah hanya pada kemampuan untuk membayar cicilan tiap bulannya. Padahal kita juga harus mempertimbangan banyak komponen biaya lainnya yang muncul dan harus kita bayar selama kepemilikan mobil tersebut dalam masa kredit, dan sayangnya ini lah yang paling banyak kita lupakan.


Baiklah sekarang saya akan bahas tentang bagaimana contoh simulasi sebuah konsumen yang membeli sebuah mobil dengan cara kredit di bawah ini yang kami ambil dari situs www.oto.co.id tanggal 18 September 2007:

Mobil : Toyota New Avanza 1500 cc

Harga Tunai : Rp. 131.300.000,-

Uang Muka : Rp. 32.825.000,- (25% dari harga tunai)

Asuransi : Rp. 10.635.300,- ( All risk 8,10%)

Cicilan : Rp. 3.787.500,-

Bunga : 12,82%% per tahun

Jangka waktu : 36 bulan

Administrasi : Rp. 475.000,-

Total Pembayaran Pertama : Rp. 47.772.800,-

Mari kita lihat proses pelunasan yang wajib dibayar oleh konsumen tersebut selama tiga tahun seperti yang kami tunjukkan pada tabel di file simulasi-mobil.pdf:

Hasil rekapitulasi:

Total Cicilan : Rp. 136.350.000

Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000

Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000

Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000

Total Seluruh Biaya Selama Masa Kredit 3 tahun : Rp. 227.360.300,-


Wow!, lihatlah bila masa kredit kita selesai maka kurang lebih total biaya yang harus kita keluarkan untuk mobil tersebut menjadi sangat besar…! Ingat lho uang segitu itu adalah uang hilang alias hangus. Perhatikan juga, biaya-biaya semacam pembelian bensin, pajak dan pemeliharaan kendaraan selama tiga tahun tersebut kebanyakan kurang menjadi perhatian kita ketika ingin kredit mobil. Padahal harus kita ingat juga bahwa mobil adalah benda yang akan mengalami penyusutan harga (deprisiasi) dari tahun ke tahun. Bila kita asumsikan penyusutan mobil tersebut kira-kira 8% (delapan persen) per tahun, maka setelah selesai masa kredit harga mobil baru kita tersebut akan menjadi:


Rp. 131.300.000 x 8% x 3 = Rp. 31.512.000. Berarti dalam waktu tiga tahun harga mobil kita menyusut sebesar angka tersebut. Sehingga mobil tersebut kini hanya bernilai Rp. 99.788.000. Coba bandingkan dengan total uang yang Anda bayarkan selama 3 tahun tersebut dengan kondisi nilai mobil kita kini! Sungguh sangat menyesakkan dada…


Bagaimana Kalau Diinvestasikan?

Sekarang misalnya dengan uang hangus sebesar Rp. 227.360.300 tersebut, bila kita tumbuhkembangkan misalnya ke salah satu instrumen investasi yang memiliki hasil returnflat), dan kita endapkan selama 15 tahun. Berapa uang yang akan kita miliki kelak? Perhatikan tabel di file yang telah Anda download tadi. (bagi/imbal hasil) sebesar 10% per tahun (


Wow, lihatlah uang yang Anda simpan selama 15 tahun sekarang sudah mencapai hampir 1 Miliar rupiah… Nah sekarang tinggal Anda pilih, mau tetap ngotot beli mobil baru dengan cara kredit tapi dengan konsekuensi “menghanguskan” uang sebanyak itu? Atau dengan cerdas, tetap mengeluarkan uang sebanyak itu tetapi bukan untuk membeli mobil, melainkan dikembangbiakka dalam bentuk investasi seperti perhitungan di atas.


Solusi dan Kesimpulan

Memang mungkin ada yang sinis terhadap hitung-hitungan saya di atas, misalnya: “… kok kita jadi pelit banget ya sama uang, bukannya itu berarti kita jadi budak uang…?” atau juga misalnya “… selama 3 tahun itu kan kita bisa lancar menjalani segala urusan misalnya bisnis dll, sehingga bisa dapat uang banyak, jadi gak seberapalah uang yang dikeluarkan selama tiga tahun tersebut…


Untuk komentar pertama bukannya kita pelit/jadi budak uang, tetapi bagaimana kita bisa bijaksana dalam memperlakukan uang tersebut. Apalagi di masa depan, kebutuhan akan uang tentu akan bertambah banyak misalnya pendidikan anak, dan pensiun. Untuk komentar kedua di satu sisi ada benarnya juga, tetapi tolong jujurlah dengan hati nurani kita, apa harus dengan membeli mobil baru dengan cara kredit untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan bisnis Anda?


Menurut hemat saya, bila kita ingin membeli mobil dengan cerdas dan bijak adalah dengan membeli mobil second (dalam kondisi sangat ok) dan dibeli tunai. Dua kunci utama yaitu mobil bekas dan tunai, itu prinsipnya. Karena mobil bekas yang masih dalam keadaan bagus tidak kalah nyamannya bila kita membeli baru dan juga dengan fasilitas yang prima. Karena perlu kita ingat setiap mobil baru yang kita beli seketika keluar dari dealer, maka otomatis harganya/nilainya langsung turun. Dan mengapa harus dibayar tunai, karena tentu kita harus menghindari beban biaya yang harus kita tanggung (semisal bunga) yang harus kita bayar selama jangka waktu kredit tersebut.

Semoga dapat membantu menambah wawasan kita semua.

8 comments:

Anonymous said...

kalo mo beli bekas kredit gmn caranya, untung gak?

Anonymous said...

Artikel yg janggal.. emangnya kalo kita belinya dengan cara CASH biaya di bawah ini gak ada apa?? -->

Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000
Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000
Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000

Beli cash juga ttp harus bayar bensin, pajak dan pemeliharaan. Kalo maksudnya "daripada uang untuk beli mobil mending invest", nah itu lain lagi. Tp ini kan artikel soal kerugian kredit mobil??

Selain itu saya sudah pengalaman beli mobil yg bekas, dan ternyata malah banyak dan sering terjadi harus ganti spare parts dll yg = biaya lebih tinggi daripada nilai penyusutan mobil per tahun (dan ingat: 3 tahun pertama biaya perawatan mobil baru sangat minim).

By the way, apakah Anda punya pengalaman nyata atau hanya membuat kalkulasi?

Anonymous said...

Ini harusnya judulnya Beli mobil: antara idealita dan realita. Lagian mana nasihatnya nih... Wajarlah biaya kredit jadi jauh lebih mahal drpd biaya cash klo dihitung secara total.

Anonymous said...

hahaha.. ya iyalah beli lebih baik beli cash daripada kredit.. siapa yg ngga mau?
Masalahnya disini kan kita tidak punya uang sebanyak itu untuk langsung beli cash, ya solusinya dengan cara kredit sesuai kemampuan kita membayar per bulannya, kalau toh akhirnya jatuhnya lebih mahal.. ya itu resikonya.. toh yg mengkreditkan juga ingin ada untungnya, dan kita juga diuntungkan dengan diberi keringanan membayar perbulan dan memiliki mobil walau kita hanya memiliki 10-30% dari harga mobil yg dijual..
salam...

Anonymous said...

artikelnya berat sebelah .... kok bandingkan beli mobil kredit 3 tahun dengan invest 15 tahun ya .... rentang waktunya saja sudah tidak sinkron.

Anonymous said...

Asal nulis ni artikel..cm pake modal matematika SD doang

Anonymous said...

Setuju dengan comment yang diatas,, isi artikelnya berat sebelah,,dan juga ga nyambung, antara kerugian kredit mobil dengan invest,,

kalau mau disambungin sekalian, kalau kredit mobil itu juga bisa jadi invest, simple, anda punya uang 150jt, kalau dibelikan mobil secara cash maka yasudah uang 150jt itu habis begitu saja,,tapi coba uang 150jt itu hanya 50juta-nya yang dijadikan dp untuk kredit, 100jt dijadikan modal usaha, bisa juga untuk invest bukan??

Anonymous said...

thank you atas informasinya, bisa juga mampir ke blog mengenai kredit kendaraan jika berkenan, terima kasih