Di suatu hari, seorang lelaki sedang dalam perjalanan pulang ke kampung nya. Ia berjalan dengan menuntun seekor domba di belakangnya. Seorang pencuri melihat hal ini. Ia mengendap-endap dan memutuskan tali kekangnya dan mengambil domba itu.
Setelah beberapa saat, sang empunya domba menyadari bahwa miliknya telah hilang. Ia berlari ke sana kemari mencari dombanya dengan panik.
Sampailah ia pada sebuah sumur. Di tepi sumur itu ia melihat pencuri yang tadi mengambil dombanya tapi ia tak tahu bahwa orang itulah yang telah mencuri domba miliknya.
Sampailah ia pada sebuah sumur. Di tepi sumur itu ia melihat pencuri yang tadi mengambil dombanya tapi ia tak tahu bahwa orang itulah yang telah mencuri domba miliknya.
Ia bertanya kepada orang itu apakah ia melihat seekor domba di sekitar tempat itu.
Pencuri itu tidak menjawab, ia malah menangis, bersimpuh di tepian sumur. “Mengapa kau menangis?” tanya pemilik domba kehairanan.
Pencuri itu tidak menjawab, ia malah menangis, bersimpuh di tepian sumur. “Mengapa kau menangis?” tanya pemilik domba kehairanan.
“Dompetku jatuh ke dalam sumur ketika aku menimba air. Jika kau dapat membantuku mengambilnya, aku akan berikan kau seperlima dari uang yang ada dalam dompet itu. Kau akan mendapatkan seperlima dari seratus dinar emas !”
Pemilik domba berfikir, “Wah, uang itu cukup untuk membeli lebih dari sepuluh domba! Bila satu pintu tertutup, sepuluh pintu lain akan terbuka.”
Ia segera membuka pakaiannya dan turun ke dasar sumur. Tentu saja, di dalam sumur itu tak terdapat apa-apa. Dan si pencuri pun melarikan pakaian orang itu.
Renungan :
Apabila satu kerugian saja membuatmu amat gelisah, maka kerugian-kerugian lain akan datang kepadamu dengan mudah.
Setan menampakkan dirinya kepadamu dalam beragam penyamaran.
Selamatkan dirimu kepada Tuhan ( Allah ) dan Ia takkan menipumu.
Source :
Daris Rajih
No comments:
Post a Comment