Berita mengejutkan muncul siang itu. Sophan Sophian, mantan aktor terkenal yang juga politikus, dan pemimpin rombongan konvoi motor gedeke 19 kota di Pulau Jawa, meninggal dunia dalam kecelakaan yang menimpa rombongan tersebut.
Sehari sebelumnya, konvoi ini sempat menuai kritik dan protes dari berbagai kalangan masyarakat. Betapa tidak, disaat isu tentang kenaikan BBM mengemuka, justru orang-orang berduit ini pamer dengan mengadakan program yang visi dan misinya patut dipertanyakan.
Puncaknya adalah ketika beberapa SPBU, diantaranya di Pekalongan, harus ditutup pukul 9 pagi hingga pukul 2 siang, karena dikhususkan untuk melayani rombongan Motor Gede ini.
Sebuah stasiun televisi juga sempat menayangkan protes mahasiswa di Surabaya terhadap rombongan motor gede ini. Bahkan demo ini sempat membuat para anak muda terpelajar ini berhadapan dengan polisi.
Penulis sendiri bertemu dengan rombongan ini hari Senin, 12 Mei yang lalu di jalan tol keluar Jakarta. Sempat ada pertanyaan di benak, kok motor boleh masuk jalan tol. Kejadian inipun sempat ditayangkan salah satu stasiun TV swasta , dan waktu itu alasannya adalah menghindari Jalan Rusak di daerah Kalimalang.
Sebuah bentuk arogansi yang menimbulkan sikap marah tersembunyi di dalam hati.
Penulis pribadi yakin, bahwa tidak hanya penulis saja yang kesal dengan arogansi itu.
Ketika berita kecelakaan itu terdengar di telinga penulis, hati langsung mengucap istighfar ... Jangan-jangan akumulasi doa kekesalan itu terdengar oleh Sang Maha Kuasa, lalu dia kabulkan dalam bentuk teguran langsung kepada ketua rombongan tersebut.
Allahu 'Alam, tetapi seharusnya ini menjadi catatan tersendiri bagi para penguasa di negeri ini. Hati-hati dengan akumulasi doa masyarakat,hati-hati dengan kekesalan mereka yang bertumpuk-tumpuk.
Mungkin masih mendingan jika doa mereka itu dibalas tunai di dunia,daripada nanti jadi saksi yang memberatkan di masa dimana tidak ada pembela dan pelindung lagi.
Dari milist tetangga
No comments:
Post a Comment