"Mustahil Anda bersikap jujur terhadap orang lain selagi Anda memang tidak pernah jujur terhadap diri sendiri."
Sebuah maskapai penerbangan domestik Boeing 737 Flight No. XX- XXX yang dijadwalkan melakukan penerbangan Medan - Jakarta meluncur menuju landasan pacu Polonia Internatioanl Airport - Medan untuk segera take-off. Kru dan para penumpang bersiap-siap untuk segera mengudara. Tiba-tiba hentakan hebat terjadi dan pesawat berhenti mendadak, mengakibatkan awak pesawat yang masih berdiri terlempar ke lantai pesawat. Beberapa dari mereka mengalami cidera.
Melalui pengeras suara yang ada, Captain Pilot yang tidak disebutkan namanya mohon maaf dan menginformasikan bahwa pengereman mendadak dilakukan karena ada "last minutes amandment" dari Air Traffic pengawas airport.
Insiden kecil ini tampaknya biasa saja, tetapi menurut informasi yang saya dapat, kejadian ini menyebabkan Captain Pilot itu harus menjalani pemeriksaan serius dan konseling dengan psikiater! Kenapa?
Ternyata kejadiannya tidak seperti yang dirasakan dan didengar penumpang ketika itu. Kejadian sesungguhnya adalah pesawat terlalu cepat dari Taxi Way meluncur ke Runway. First-Officer / Co pilot pesawat itu tidak berhasil memperlambat laju pesawat, ketika diperintahkan oleh Captain Pilot untuk melakukan pengereman.
Captain Pilot sendiri kemudian yang melakukan sudden-break dengan tujuan untuk segera menghentikan pesawat agar tidak terjadi kecelakaan yang lebih fatal, mengingat lalu-lintas penerbangan yang begitu padat pagi itu di bandara Polonia.
Yang dipermasalahkan di sini adalah bukan faktor-faktor teknis pesawat seperti kegagalan rem atau ketidakmampuan First-Officer-nya, melainkan Captain Pilot dituduh telah memberikan missleading information --untuk menutupi kejadian "memalukan" itu-- dengan mengumumkan kepada public (para penumpang) bahwa pengereman mendadak dilakukan karena ada "last-minutes amandment" dari traffic-controller di menara pengawas.
Dari kejadian ini, saya kemudian membayangkan kedua anak saya. Ketika si Kakak ditegur karena melakukan hal yang tidak benar, dengan mudahnya ia melempar kesalahan itu kepada adiknya,
"Bukan saya, itu Adik Dinda yang berantakin!". Ini persis seperti yang dilakukan Captain Pilot Boeing 737 itu.
"Habis menara pengawas memberikan perintah mendadak sih!" begitu barangkali.
Sikap mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain sebenarnya bentuk lain dari ketidakdewasaan seseorang. Bukankah salah satu ciri manusia dewasa adalah sadar sepenuhnya akan tanggungjawab dari segala tindakan yang ( sudah dan akan) dilakukannya?
Kedewasaan ini membutuhkan satu syarat penting yaitu kejujuran terhadap diri sendiri. Mustahil Anda bersikap jujur dan mengambil tanggungjawab penuh terhadap semua tindakan yang anda lakukan kalau Anda sendiri tidak pernah jujur terhadap diri sendiri.
No comments:
Post a Comment