Indonesia menundukkan Bahrain 2-1 dalam pertandingan pembukaan Piala Asia. Sebuah kemenangan yang disambut gembira oleh hampir semua suporter dan media massa. Kenapa? Karena Indonesia adalah tim underdog. Maka kemenangan atas tim kuat seperti Bahrain adalah kejutan yang nyaris tak terbayangkan. Inilah keuntungan dari tim yang telah dibayangkan karib dengan kekalahan. Kemenangannya, adalah sebuah ledakan kegembiraan.
Kemenangan tersebut juga menjadi kegembiraan bersama bagi saya dan staff Mitsubishi motors - Medan saat Bambang Pamungkas dengan tembakan first time nya yang keras mengoyak jala gawang Bahrain , kami yang malam itu kebetulan sedang meeting bersama akhirnya menunda esok harinya untuk dapat nonton bersama
Tetapi marilah kita dengar apa komentar pelatih Bahrain, Milan Macala. Bahwa permainan tim Indonesia, menurutnya tidaklah istimewa. Menurutnya, kemenangan itu ada karena timnya memberikan kesempatan kepada lawan. Malah menurut hitungannya, Bahrain mestinya mencetak 3 hingga empat goal jika anak-anak asuhannya itu bermain seperti apa yang ia instruksikan.
Penting sekali mendengar komentar ini. Meskipun ia terdengar sebagai komentar hasil dari lawan yang kecewa, tetapi hanya lawan yang suka menyuarakan kebenaran tanpa ia sednrii menyadarinya. Itulah kenapa seorang pelatih buru-buru mencegah, agar mabok kemenangan adalah keadaan yang harus dihindarkan demi menyadari dua hukum kalah-menang dalam pertandingan. Seseorang bisa menang karena kekuatannya dan seseorang bisa menang karena kelengahan lawan semata. Milan Macala, pelatih Bahrain asal Ceko itu mengisyaratkan soal kedua. Pihaknya kalah semata-mata karena mereka lengah. Tugas kita adalah menguji tesis ini, kalau-kalau kelak terbukti.
Karena berapapun mari mempercayai kredo bahwa sepak bola adalah soal organisasi. Dan apa yang ada di dalam lapangan, adalah representasi dari apa yang terjadi di luarnya, ia bisa bernama organisasi tim, organisasi klub, dan akhirnya malah organissai negara. Sudahkah kita mempercayai kualitas organisasi kita secara umum saat ini?
Mari melihat fakta-faktanya saja. Bahwa kemenangan Indonesia atas Bahrain ini bukan seluruhnya berisi kabar gembira. Karena di luar stadion, kekacauan untuk mendapatkan tiket pertandingan begitu dramatik situasainya. Sementara tiket dinyatakan habis, calo berkeliaran dengan leluasa. Tiket tiba-tiba menjadi barang langka, untuk penonton yang telah demikian hausnya. Akibatnya bisa diduga, kemarahan pengantre ini juga menjadi warna lain selain kegembiaraan atas sebuah kemenangan. Di dalam kemenangan, ada kegaduhan di sudut yang berbeda. Malam berikutnya, ketika Korea Selatan tengah bertemu Arab Saudi, tiba-tiba listrik mati. Dan ia bukan listrik di pelosok desa, melainkan tepat di sebuah stadion terbaik di Indonesia yang sedang melangsungkan hajat Asia pula. Mari mempercayai, bahwa sepak bola adalah juga soal organisasi di dalam dan di luar lapangan.
Apakah sang Merah Putih masih akan berkibar ? Sebagai pecinta sepak bola dan warganegara yang baik harapan itu mudah - mudahan terwujud , kita tunggu saja di Gelora Bung Karno Sabtu lusa ini dengan week end bersama Bambang Pamungkas dkk. saat berhadapan dengan Saudi Arabia.( Smart FM - Jkt )
No comments:
Post a Comment