IKAN DAN IMAN
Salah satu “ nice nya “ Kota Medan menurut saya adalah dalam soal makanan , baik yang matang maupun yang mentah , eh . . . jangan berpikir negatif dulu.
Maksud saya selain makanan multi etnis yang siap saji , di Medan juga melimpah ruah dengan segala macam buah – buahan , sayur mayur serta hasil lautnya , tentunya dengan harga yang relatif murah.
Kalau Melly Goeslaw punya lagu “ Let’s dance together “ , saya pun tiap akhir pekan di rumah punya program “ Let’s cook together “ , acara masak bersama keluarga.
Kali ini menu yang digarap adalah pempek dan dimsum yang berbahan dasar ikan laut. Ngga usah nanya resepnya dari mana , sekali klik di internet bisa seribu resep muncul.
Pasti mudah ditebak , tidak ada yang mengaku siapa yang membubuhi garam yang berlebihan , namun pada kejadian tersebut terjadi suatu komunikasi menarik yang membuat saya tergerak membuat tulisan ini.
Pernyataan yang lugu dan lucu dari anak kelas 2 SD yang secara alamiah bisa diterima , namun secara logika adalah sesuatu yang mustahil.
Berapa lamapun dia hidup , berapa banyak pun air laut diminum , namun saat kita masak dalam keadaan segar , pastilah daging ikan tersebut terasa tawar tidak asin..
Bagaimana ikan yang sudah mati ? tergantung treatmentnya , kalau ditangani oleh penjual ikan asin , si ikan akan terkontaminasi garam , jadilah dia ikan asin.
Bila ditangani oleh Uda penjual nasi kapau , terkontaminasilah dia dengan bumbu dapur , jadilah ikan balado. Dan bila mampir ke dapur saya , akan terkontaminasi sagu dan terigu , jadilah dia pempek dan dimsum.
Ikan jika terkontaminasi , entah itu oleh zat kimiawi atau zat beracun , sudah pasti dia akan menjadi lemah atau malah jadi mati.
Tidak demikian dengan manusia , makin terkontaminasi dia akan semakin “ kuat “ dan “ hebat “
Secara biologis sebagian “ ikan – ikan “ tersebut hidup , namun kenyataannya adalah mereka telah mati.
Jika saya tegaskan lagi “ ikan – ikan “ tersebut adalah manusia – manusia Indonesia , yang pada dasarnya secara iman mereka telah mati.
Hingga akibatnya sebagian manusia Indonesia terkontaminasi dengan pungli , korupsi , kekerasan , nepotisme dan aneka zat kontaminasi yang telah merambah dan melemahkan negeri ini.
Akankah kita biarkan semua ini terjadi begitu saja ?
Tentu kita tidak rela gelombang , badai serta riak musibah ini berubah menjadi tornado penghancur republik tercinta ini.
Jika ikan memerlukan nyawa untuk tetap hidup dan tawar dagingnya dari asinnya air laut, maka manusia perlu iman untuk tetap hidup serta tawar jasmani dan rohani agar terbebas dari segala “ asinnya “ kontaminasi negatif yang merebak di dunia ini.
Inilah tugas dan peran kita untuk ikut serta membantu memperkuat SDM agar tidak lebih banyak lagi “ ikan – ikan “ disekitar kita terkontaminasi , minimal iman kita sendiri jangan pernah mati.
DJODI ISMANTO
Mitsubishi Motors – Group Sumatra Berlian
From nice city of Medan
No comments:
Post a Comment