Myspace Backgrounds

Wednesday, April 18, 2007

PELARI GAWANG

Saat di kelas 2 SMA Negeri 22 Jakarta , saya paling suka olahraga atletik yaitu "Lari Gawang". Maklum waktu itu terobsesi ingin jadi Captain Pilot pesawat tempur , jadi harus punya fisik yang prima . Nah , seorang pelari akan berlari dengan secepat-cepatnya, dan ketika ada tempat tertentu yang dipasang "Gawang" atau rintangan dia akan melompat dan lalu melanjutkan berlari. Sampai pada suatu tempat yang ada gawang, akan melompat lagi.


Lari gawang tentu ada aturan main dalam melakukannya. Sama dengan lomba lari yang lain baik sprint, marathon, estafet dll, siapa paling awal sampai pada garis finish atau yang menggunakan waktu terpendek maka dia sebagai pemenang. Apakah selalu seperti itu? Tentu saja tidak. Selain satu hal tersebut sebagai syarat menjadi juara juga tidak melakukan sebuah pelanggaran apapun yang bisa menyebabkan gugur dalam lomba.

Seorang pelari gawang yang baik, tentu akan melewati seluruh rintangan tanpa terkecuali. Semua gawang dalam lintasan larinya akan dilewati dengan dilompati. Lalu berusaha terdepan untuk sampai Finish sehingga waktu yang digunakan paling sedikit.


Bagaimana kalau sang pelari tersebut tidak melompati gawang? Meskipun sampai finish lebih dulu dari yang lain. Apakah pelari tersebut tetap menjadi juara?


Tentu saja tidak, dia akan di dis kualifikasi. Mengapa? karena tidak mengerjakan sesuatu dengan benar. Keluar dari hukum yang semestinya. Namun fenomena inilah yang paling sering kita dapati. Banyak sekali orang ingin maju, ingin berhasil, ingin sukses tetapi dia tidak bersedia melewati ujian ujian. Semua diambil cara termudahnya. Tidak berani menerima tantangan lebih jika harus berkorban dalam kesulitan.


Banyak orang yang bisa "sampai finish" lebih dulu. Namun jalan yang diambil dengan cara tidak benar. Banyak demi pangkat, jabatan, uang, posisi dengan mudahnya korbankan orang lain, gesek dan gosok kanan kiri. Hal ini menjadi fenomena umum dalam lingkungan kita. Di masyarakat, kantor, organisasi, sawah, hampir semua pelosok tanah air ini dipenuhi dengan fenomena tersebut.


Akankah kita menjadi Pelari Gawang yang tidak bersedia melompati gawang? Mari, Mari, kita berkomitmen bersama dan mulai merangkul temen lain, saudara lain, orang lain, untuk tidak menjadi pelari gawang yang pecundang. Selamat dan sukses selalu...

Regards,
From nice city of Medan

1 comment:

Anonymous said...

halo Pak Djodi, this is good blog. and BTW bapak dl sekolah di sma 22 jakarta? kl benar disana kita satu almamater dong.