Kesal dan Marah akan Keadaan? Itu Semua adalah Pilihan!
Seorang pemuda menunggangi seekor kuda dengan semua bawaannya sedang menuju sebuah desa di lembah gunung, dengan rencana menetap di sana.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang tua yang berjalan dari arah desa tersebut.
Dia berhenti sejenak dan bertanya kepada orang tua itu: “Bagaimana keadaan di desa di depan? Bagaimana orang-orangnya?”
Sang orang tua balik bertanya “Bagaimana keadaan di desa tempat asal kamu?”
Sang pemuda menjawab dengan penuh emosi “Sangat tidak baik. Semua orang hanya mau berargumentasi, mau menang sendiri, semua orang saling menusuk dari belakang, tidak ada yang adil, permusuhan, politik, dll…dll.. karena itu saya ingin pergi dari sana”
Orang tua itupun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan” Lalu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan si pemuda.
Seorang pemuda lain, yang juga sedang menuju ke desa itu, berpapasan dengan orang tua yang sama.
Dia pun bertanya hal yang sama, bagaimana keadaan desa di depannya.
Orang tua itu pun menanyakan hal yang sama “Bagaimana keadaan di desa asal kamu?”
Sang pemuda tersenyum dan berkata “Indah sekali, orang-orangnya baik, mau bertukar pandangan, terbuka, pernuh persaingan yang menggairahkan, menantang, dan memberikan kesempatan berstrategi”
Sang orang tua pun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan”
##########
Pagi ini saya mendengarkan sebuah talk-show di radio Elshinta - Jakarta mengenai ‘perlakukan tidak adil’ di tempat kerja.
Dan tidak surprise menemukan banyak sekali yang akan menyambut topik ini dengan antusias karena melihat dirinya dan merasa berada di situasi tersebut.
Bukankah kalau kita menoleh ke sekeliling, kita bisa melihat dan merasakan begitu banyaknya orang yang mengeluh berada dalam keadaan yang buruk?
Dari perlakuan tidak adil oleh atasan, persaingan rekan kerja, gaji yang kecil, kesempatan karir yang terbatas, perusahaan tidak peduli akan perkembangan diri, kultur perusahaan yang serba merusak, terlalu banyak gossip, dan lain-lain.
Saya mengangkat kisah di atas sebagai metafora sebuah kebijakan : ke mana pun Anda pergi, di mana pun Anda berada, yang akan Anda lihat, dengar, dan rasakan, adalah sesuai dengan PILIHAN Anda!
Situasi atau keadaan adalah keadaan. Anda yang MEMILIH mendatanginya, Anda yang MEMILIH untuk mengalaminya, Anda yang MEMILIH untuk tetap mengalaminya, bereaksi terhadapnya, mengambil sikap terhadapnya, dan Anda yang MEMILIH juga untuk mengatakan CUKUP atau TERUSKAN.
Dengan MEMILIH berada di sebuah tempat, Anda sudah MEMILIH untuk berada di keadaan yang ada di tempat itu, entah baik atau buruk. Itu adalah KEPUTUSAN Anda!
Dengan MEMILIH untuk menetap di situ walau sudah punya persepsi buruk mengenai keadaannya, Anda sudah MEMILIH untuk menerima keadaan itu.
Kalau Anda berkoar-koar dan setiap hari berteriak Anda tidak bisa menerima keadaan itu, pertanyaannya adalah: apa yang Anda PILIH untuk dilakukan untuk bisa menangani dengan lebih baik atau malah keluar dari keadaan itu?
Hidup ini terlalu singkat untuk hanya diisi oleh gerutuan dan komplain. Apalagi komplain akan PILIHAN sendiri.
Kalau Anda merasa telah membuat PILIHAN yang salah di awal, sehingga merasa jatuh ke keadaan sekarang, PILIHLAH untuk melakukan sesuatu yang BERGUNA terhadap perasaan Anda itu.
Seandainya Anda MEMILIH untuk menerima, maka belajarlah untuk merespon
dengan lebih efektif. INGAT bahwa MEMILIH untuk menerima berbeda dengan MEMILIH untuk setuju. Anda tetap bisa MEMILIH untuk menerima tanpa perlu Anda setuju dan membenarkan keadaan itu. Apakah Anda setuju dengan kenaikan listrik, BBM, harga-harga, dll? Nah, toh, Anda bisa MEMILIH untuk menerima khan? Mintalah advis dari yang Anda tahu bisa merespon dengan lebih efektif dalam keadaan Anda, sehingga Anda bisa tetap berada di keadaan tersebut dan bisa tetap efektif dan produktif. Ingat bahwa perasaan seperti stress, depresi, cemas, marah, dll., bukan secara otomatis disebabkan oleh keadaan, tapi adalah PILIHAN respon atau sikap kita terhadap keadaan itu.
So, apakah Anda sedang berada dalam keadaan dimana Anda punya persepsi yang buruk mengenai keadaan itu?
Kalau sudah tahu persepsi Anda, apa PILIHAN mengenai hal ini? CUKUP? Atau TERUSKAN SAJA?
Tipsnya sederhana: apapun yang Anda PILIH, ada konsukuensinya. Mari belajar menganggung konsekuensi PILIHAN kita masing-masing.
Karena itu di I2, kita MEMILIH untuk berpendapat bahwa semuanya adalah PILIHAN masing-masing!
Mau dibawa senang, susah, bahagia, menderita, dll…. Semuanya PILIHAN!
You can CHOOSE to be happy all day, or be miserable all day!
IT'S YOUR CHOICE
"Keberuntungan hanya ingin berdansa dengan mereka yang sudah turun ke lantai dansa. Keberuntungan menyukai orang yang berani!"
Regards,
DJODI ISMANTO, From nice city of Medan
No comments:
Post a Comment